Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Kasus Sulli, Jadilah Pendengar yang Baik

17 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2019   07:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Choi Jin-ri (Sulli)-sumber : globalnews.ca

Jagad hiburan Korea Selatan dan dunia dikejutkan dengan berita kematian salah satu aktris sekaligus mantan personel girl group F(x), Choi Jin-ri, atau yang lebih populer dengan nama panggung, Sulli. Ia ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Seongnam, Seoul, Korea Selatan akibat bunuh diri.

Aktris kelahiran Busan, Korea Selatan, 29 Maret 1994 ini memang kerap mendapat kritikan, hujatan, dan fitnah di media sosial sejak ia memutuskan untuk keluar dari F(x). Dan rupanya selama 5 tahun, sejak 2014 lalu, ia harus bertahan hidup di tengah hujatan dari para netizen. Bahkan ia sempat mendapatkan perawatan akibat gangguan kesehatan mental yang dialaminya. 

Dunia Hiburan dan Kasus Bunuh Diri di Kalangan Artis
Dunia hiburan adalah dunia yang kejam dan keras. Seorang pekerja di industri hiburan dituntut untuk selalu tampil sempurna di depan publik. Privasi menjadi barang langka dan mahal bagi mereka.

Mereka juga sering kali harus berhadapan dengan para haters sekaligus netizen di dunia maya yang jarinya lebih cepat bekerja dibanding otaknya. 

Kasus Sulli bukanlah satu-satunya kasus bunuh diri akibat depresi yang terjadi di kalangan para artis. Pada 2017 lalu, Kim Jong-hyun, salah satu personel boy group Shinee asal Korea Selatan ditemukan meninggal dunia setelah menghirup gas karbonmonoksida dari briket yang ia nyalakan. Ia dikabarkan bunuh diri karena depresi. 

Masih di tahun yang sama, di Amerika Serikat, vokalis band Linkin Park, Chester Benningnton meninggal dunia akibat gantung diri di rumahnya, Palos Verdes Estate, California. Sahabatnya yang juga seorang musisi, Chris Cornell juga meninggal karena gantung diri di sebuah kamar hotel.

Aktris legendaris Marilyn Monroe ditemukan meninggal dunia akibat overdosis obat barbiturat. Aktor komedi Robbin William mengakhiri hidupnya dengan gantung diri setelah sebelumnya sempat ingin menggoreskan pisau di lengannya.

Depresi, tekanan hidup yang berat, trauma, kesepian, masalah dengan keluarga, minimnya privasi, gangguan kepribadian dll membuat mereka memutuskan untuk mengakhiri hidup karena merasa sudah tidak kuat lagi. 

Itu hanya sedikit dari kasus bunuh diri akibat depresi yang terjadi di kalangan artis. Lalu, bagaimana dengan masyarakat biasa? Itu adalah kasus-kasus yang terekspos oleh media. Lalu, bagaimana dengan kasus-kasus yang tidak terekspos? Apakah kita masih tutup mata dan telinga terhadap masalah-masalah kesehatan mental?

Kadang Mereka Hanya Butuh Didengar
Ketika Anda mendengar atau mengetahui bahwa orang terdekat Anda mengalami masalah kesehatan mental, apa reaksi Anda? Ketika orang terdekat Anda menceritakan masalah dan tekanan hidup yang dialaminya pada Anda, respon apa yang Anda berikan? 

Kita sering kali terlalu cepat menyimpulkan sesuatu hanya dengan melihat permukaannya saja. Kita sering kali terlalu mudah menghakimi hidup seseorang. 

Setiap orang punya masalah hidupnya masing-masing. Cara menghadapinya pun juga beda-beda. Begitu pula dengan ketahanan dan kekuatan masing-masing orang dalam menghadapi permasalahan.

Masalah "A", misalnya, bagi saya mungkin bukan masalah berat. Tapi bagi orang lain belum tentu seperti itu. Masalah "B",misalnya, bagi Anda mungkin bukan masalah berat. Tapi bagi saya itu bikin stres. 

Orang yang mengalami depresi sering merasa kesepian dan tidak dipahami oleh orang-orang disekitarnya. Mereka bisa saja tampak bahagia di luar. Namun kita tidak tahu apakah senyumnya itu memang senyum kebahagiaan atau senyum palsu untuk menutupi luka-luka batinnya. 

Orang yang mengalami depresi kadang tidak butuh nasihat atau kata-kata mutiara. Kadang mereka hanya butuh didengar dan dipahami, terutama oleh orang-orang rerdekatnya. Mereka butuh seseorang yang mau mendengarkan apa yang mereka rasakan tanpa harus takut akan dihakimi atau disalahkan. 

Mendengar dengan Hati

"Being a good listener is harder than being a good speaker"

Begitu banyak materi-materi yang mengajarkan kita untuk menjadi pembicara yang baik. Namun kita sering lupa bahwa menjadi pendengar yang baik juga tak kalah penting. Padahal Tuhan menciptakan kita dengan 2 telinga dan 1 mulut. Bukan sebaliknya.

Bukankah itu berarti bahwa Tuhan ingin agar kita lebih banyak mendengar dibanding bicara?

Seorang pendengar yang baik tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi juga dengan hati. Mendengar dengan hati itu butuh kesabaran dan empati. Orang yang mampu mendengar dengan hati, pasti bisa memahami dengan baik apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga tidak akan menghakimi atau menyalahkan secara sembarangan. 

Seorang pendengar yang baik, ketika ingin memberi tanggapan atau saran pun akan menyampaikannya dengan hati-hati karena mereka paham bahwa orang yang mengalami masalah kesehatan mental itu sedang dalam kondisi yang rapuh dan rentan.

Semoga kita semua dapat belajar dari kasus Sulli ini untuk lebih peduli pada orang-orang yang terkena masalah kesehatan mental. Minimal dengan berusaha menjadi pendengar yang baik dan memahami kondisi mereka agar mereka tidak lagi merasa berjuang sendirian. Bukan malah menghujat, menjauhi atau bersikap diskriminatif pada mereka. 

Sekian tulisan receh dari saya. Selamat pagi dan selamat beraktivitas.

Salam hormat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun