Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak tentang Pena dan Kertas Kosong

12 Oktober 2019   19:04 Diperbarui: 12 Oktober 2019   19:11 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pen and paper-photos by Aaron Burden on unsplash.com

"Kita diberi dua telinga untuk mendengar dan satu mulut untuk bicara. Namun, mengapa kita lebih banyak bicara daripada mendengar?"

Kadang aku ingin mengajakmu bicara tentang cuaca yang tak menentu,
tentang musim penghujan yang mampu menyuburkan rindu,
tentang keramahan matahari pagi yang tak pernah absen untuk selalu tersenyum
walaupun hati tertutup mendung
Aku ingin katakan betapa aku bersyukur bisa mengenalmu
walaupun kamu tidak pernah memperkenalkan dirimu padaku. 

Kadang aku ingin sekali bertanya padamu tentang remaja yang sedang dilanda cinta pertama,
tentang muda-mudi yang berada di persimpangan dan bingung memilih jalan
Mungkin karena terlalu banyak persimpangan
atau karena tak berfungsinya kompas kehidupan
Aku benar-benar ingin tahu apakah kamu sama bingungnya dengan mereka. 

Aku juga ingin sekali bertanya padamu kisah-kisah tentang orang-orang tua yang bijaksana
dengan nasihat-nasihatnya yang meneduhkan
Dari merekalah aku belajar kebaikan,
dari merekalah aku belajar kesabaran,
dan dari merekalah aku belajar memaafkan

Kamu beruntung sekali karena mengetahui banyak kisah dari beragam nama,
dari berbagai tempat,
sepanjang zaman
Tak pernah mengeluh
Tak ada suara
Mendengar dengan seksama
Padahal telinga pun kamu tak punya

12/10/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun