Hidup memang terasa lebih indah dan menyenangkan ketika banyak orang yang menyukai kita. Ketika kita mampu membuat orang lain bahagia, secara tidak langsung kita akan ikut merasakan kebahagiaan itu.Â
Kita juga sering mendengar nasihat kalau ingin diperlakukan baik oleh orang lain maka kita harus memperlakukan orang lain dengan baik. Jangan harap orang akan memperlakukan Anda dengan baik kalau Anda sendiri masih suka bersikap kasar pada mereka.
Namun pernahkah Anda merasa sudah bersikap baik pada seseorang tapi justru dibalas dengan keburukan? Pernahkah Anda merasa sudah berbuat baik pada seseorang tapi malah dianggap cuma "cari muka" atau "cari perhatian"?Â
Pernahkah Anda merasa sudah bersikap baik pada seseorang tapi orang itu malah membicarakan keburukan Anda di belakang? Bagaimana perasaan Anda? Apakah dengan begitu Anda jadi kapok untuk berbuat baik?
Semua Hanya tentang Persepsi
Jika kita menanam padi maka akan tumbuh padi dan rumput-rumput liar di sekelilingnya. Namun jika kita menanam rumput liar, tidak akan tumbuh padi. -Anonim-
Itu adalah analogi kalau kita senantiasa menebar kebaikan, maka kita juga akan memperoleh kebaikan walaupun ada saja keburukan-keburukan dari mereka yang tidak menyukai kita, misalnya.
Sementara jika kita banyak melakukan keburukan, kita hanya akan memanen keburukan-keburukan lainnya. Sekeras apapun kita berusaha melakukan kebaikan, pasti tetap ada orang-orang yang tidak suka. Entah karena iri atau sebab-sebab lain yang kadang-kadang tidak masuk akal.
Bagi Anda yang beragama Islam, Anda pasti mengetahui kisah hidup Nabi Muhammad SAW bukan? Dan Anda pasti tahu kalau Rasulullah mendapatkan cobaan yang begitu berat dalam menjalankan dakwahnya.
Di Kota Thaif, misalnya, Rasulullah dan para sahabat diperlakukan dengan kasar bahkan dilempari batu hingga terluka.Â
Bayangkan, seorang Rasul yang merupakan manusia mulia pilihan Allah pun ada saja yang tidak suka bahkan memperlakukannya dengan kasar. Apalagi kita, para manusia dengan tingkat keimanan ala kadarnya.