Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memeluk Sunyi

27 Agustus 2019   09:43 Diperbarui: 28 Agustus 2019   11:56 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi-sumber : pexels.com

Setiap kali suara-suara berisik di kepalamu mengganggumu, kau selalu datang mengadu padaku
menggenggam erat tanganku
tatapanmu begitu sayu
suaramu begitu parau
hingga tak terasa air mata membasahi pipimu

Kau sering mengadu
tentang rindu yang pilu
tentang kenangan yang membusuk dalam ingatanmu
bahkan kau berharap agar matahari musim kemarau
membakar kenangan itu
agar kau bisa melarung abunya di laut
atau mungkin kau ingin membawanya ke kutub
dan meninggalkannya disana biar membeku

Kau sering mengeluh
tentang 24 jam yang tak pernah cukup
untuk ketenangan hidupmu
karena suara-suara berisik di kepalamu
selalu mengingatkanmu
tentang rindu yang pilu
dan kenangan yang membusuk
hingga kau ingin agar sunyi menyambut dan memelukmu

27/08/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun