Tersipu aku, maka kulemparkan tatap pada langit berpendar indigo berpulas awan..
Masih tersipu sendirian menikmati tiupan angin yang menggoda anak-anak rambut tuk menari dengan iringannya..
Lalu saat ini kembali aku tersipu, mengingat dua pasang mata kita yang saling bertaut dan berkedip dengan lambat..
Ah..
Lagi-lagi aku tersipu sendirian menyadari hatiku yang mendadak hangat mengingat lengkung senyum dan jenakanya matamu apabila tengah terbelalak..
Lalu aku cukupkan kalimat-kalimatku yang kurangkai dengan perasaan rindu dalam bilik temaram ditemani alunan tetes hujan yang mulai mencumbu bumi.
Bandung,29092024
_Luna Rizki_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H