Mohon tunggu...
Luna
Luna Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Living beyond the realm

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersipu Sendirian

29 September 2024   20:40 Diperbarui: 29 September 2024   20:42 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Tersipu aku, maka kulemparkan tatap pada langit berpendar indigo berpulas awan..

Masih tersipu sendirian menikmati tiupan angin yang menggoda anak-anak rambut tuk menari dengan iringannya..

Lalu saat ini kembali aku tersipu, mengingat dua pasang mata kita yang saling bertaut dan berkedip dengan lambat..

Ah..

Lagi-lagi aku tersipu sendirian menyadari hatiku yang mendadak hangat mengingat lengkung senyum dan jenakanya matamu apabila tengah terbelalak..

Lalu aku cukupkan kalimat-kalimatku yang kurangkai dengan perasaan rindu dalam bilik temaram ditemani alunan tetes hujan yang mulai mencumbu bumi.

Bandung,29092024

_Luna Rizki_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun