Indonesia merupakan negara agraris dimana tidak kurang dari 7,1 juta Hektar (BPS, 2018) lahan pertanian tersebar di seantero Nusantara. Sektor pertanian sesungguhnya bidang yang tidak ada matinya dan esensial, karena ia menyediakan bahan pangan untuk manusia.
Tantangan di sektor pertanian Indonesia pun cukup banyak di antaranya jumlah tenaga kerja milenial kurang, upah buruh tani kecil, dan cekaman kehidupan di bawah garis kemiskinan, sehingga suatu terobosan agar pertanian Indonesia lebih maju, berdaya saing, dan mensejahterakan pelaku bisnis pertanian dibutuhkan.
Perubahan Paradigma Pertanian
Bertani bukan sekadar produksi, namun perlu mengubah mindset sebagai "bisnis pertanian". Adalah target pertanian berbasis korporasi yang sejak tiga tahun terakhir menjadi unggulan program Kementerian Pertanian. Pertanian berbasis korporasi petani ditumbuhkan untuk merespon instruksi langsung dari Presiden RI Joko Widodo pada Tahun 2017 agar petani tidak lagi berusaha secara individual, dan terbatas pada Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani saja.
Atas instruksi presiden kepada Kementerian Pertanian lalu diwujudkanlah Pertanian Korporasi yang disebut sebagai Demonstration Farming (Demfarm) di Karawang. Hal ini merupakan action research dari Balitbangtan melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian.
Sejak 2019 Demfarm Pertanian Korporasi Karawang pun membentuk badan usaha model koperasi sebagai cara untuk menggerakkan bisnis pertanian di Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat dengan target lahan pertanian 1000 Ha.
Karawang dipilih berdasarkan kesiapan sarana prasarana dan infrastruktur SDM dan lainnya sebagai praktik percontohan pertama membangun pertanian di era 4.0. Misalnya, puluhan petani Karawang dikirim ke Taiwan untuk memelajari bagaimana manajemen pertanian yang modern, memadukan teknologi, serta mengidentifikasi potensi bisnis dan pasar serta kemitraan yang dapat di kembangkan.
Pertanian korporasi bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan, oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry, menyatakan bahwa Pengembangan pertanian korporasi ini sebuah tantangan karena mengubah budaya petani yang individual maupun kelompok menjadi petani yang turut mengembangkan dan menjalankan bisnis. Banyak peluang namun tantangannya pun tidak mudah mengingat terkait perubahan paradigma di kalangan petani.
Pertanian Korporasi Demfarm Karawang
Pertanian korporasi ini terdiri atas koperasi-koperasi primer yang mengonsolidasikan seluruh bisnis pertanian dari hulu sampai hilir, mencakup on farm dan off farm secara bersamaan. Badan-badan usaha tersebut adalah milik petani; dari, oleh, dan untuk petani.
Para petani kedepan sebagai pemilik dan penggerak badan-badan usaha tersebut. Meskipun nantinya tetap melibatkan para profesional sebagai manajer bisnis, tenaga kerja, dan operator mesin antara lain Rice Milling Unit dan Vertical Dryer.
Adapun, secara rinci korporasi petani ini dibangun dengan tujuan; (a) meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, (b) memperkuat sistem usaha tani, (c) meningkatkan nilai tambah dan daya saing, (d) meningkatkan kapasitas petani dan kelembagaan usaha petani yang mandiri, (e) meningkatkan adopsi teknologi dan mekanisasi pertanian yang maju dan modern, (f) meningkatkan akses informasi, teknologi, sarana prasarana, pembiayaan, pengolahan dan pemasaran.
Korporasi petani ini merupakan model bisnis untuk meningkatkan pendapatan melalui pengelolaan sumberdaya pertanian secara terpadu, terintegrasi, konsisten dan berkelanjutan. Selain itu juga sebagai penggerak ekonomi kawasan pertanian yang masih sangat jarang kita jumpai, terlebih lagi yang aset korporasinya keseluruhannya adalah milik petani.
Selama dua tahun lebih program ini berjalan terlihat adanya perbaikan budi daya padi, pemanfaatan alsintan, dan perbaikan saluran irigasi. Hal tersebut meningkatkan indeks pertanaman 200-250 artinya 3 kali musim tanam dalam setahun, peningkatan produktivitas padi varietas inpari 32 dari 6 ton/hektar menjadi 8 ton/hektar; pemberdayaan petani milenial sebagai operator mesin traktor dan rice transplanter, serta yang tidak kalah pentingnya yakni munculnya spirit bisnis di kalangan petani dengan adanya korporasi ini.
Langkah Penguatan Bisnis
Langkah-langkah untuk penguatan bisnis bagi Demfarm Karawang telah dilakukan. Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian selaku lembaga payung pertanian korporasi, Prayudi Syamsuri menyatakan hendak menjadikan bisnis Demfarm Karawang segera "take off" di bulan Juni 2020 sehingga berkembang sebagai autopilot atau mandiri dan berkelanjutan.
Disamping itu kelembagaan koperasi menjadi jantung kesuksesan bisnis korporasi. Di antaranya yaitu bimbingan teknis manajemen koperasi, permodalan, achievement motivation training, dan bimbingan teknis lainnya, serta studi banding yang dilakukan agar pengurus koperasi memiliki spirit bisnis yang kuat.
Selain itu permodalan menjadi tantangan agar bisnis korporasi ini berjalan. Dengan adanya KUR hingga 50 juta menjadi peluang untuk modal bisnis petani. Fintech pun menjadi salah satu upaya agar petani Demfarm mendapatkan modal dan berbasis IT dalam aktifitasnya.
Hemat penulis, keberlanjutan program pertanian korporasi tergantung dari dukungan pusat dan pelaksana lapangan seyogyanya bersinergi dengan kegiatan Demfarm Karawang.
Di sinilah masa depan pertanian korporasi menjadi harapan. Pertanian korporasi hakikatnya adalah model kelembagaan bisnis, dan dapat diterapkan di seluruh Indonesia pada semua komoditas pertanian. Sekurang-kurangnya minimal tiga kata kunci: bersama, bisnis, dan bersaing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H