Adapun, secara rinci korporasi petani ini dibangun dengan tujuan; (a) meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, (b) memperkuat sistem usaha tani, (c) meningkatkan nilai tambah dan daya saing, (d) meningkatkan kapasitas petani dan kelembagaan usaha petani yang mandiri, (e) meningkatkan adopsi teknologi dan mekanisasi pertanian yang maju dan modern, (f) meningkatkan akses informasi, teknologi, sarana prasarana, pembiayaan, pengolahan dan pemasaran.
Korporasi petani ini merupakan model bisnis untuk meningkatkan pendapatan melalui pengelolaan sumberdaya pertanian secara terpadu, terintegrasi, konsisten dan berkelanjutan. Selain itu juga sebagai penggerak ekonomi kawasan pertanian yang masih sangat jarang kita jumpai, terlebih lagi yang aset korporasinya keseluruhannya adalah milik petani.
Selama dua tahun lebih program ini berjalan terlihat adanya perbaikan budi daya padi, pemanfaatan alsintan, dan perbaikan saluran irigasi. Hal tersebut meningkatkan indeks pertanaman 200-250 artinya 3 kali musim tanam dalam setahun, peningkatan produktivitas padi varietas inpari 32 dari 6 ton/hektar menjadi 8 ton/hektar; pemberdayaan petani milenial sebagai operator mesin traktor dan rice transplanter, serta yang tidak kalah pentingnya yakni munculnya spirit bisnis di kalangan petani dengan adanya korporasi ini.
Langkah Penguatan Bisnis
Langkah-langkah untuk penguatan bisnis bagi Demfarm Karawang telah dilakukan. Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian selaku lembaga payung pertanian korporasi, Prayudi Syamsuri menyatakan hendak menjadikan bisnis Demfarm Karawang segera "take off" di bulan Juni 2020 sehingga berkembang sebagai autopilot atau mandiri dan berkelanjutan.
Disamping itu kelembagaan koperasi menjadi jantung kesuksesan bisnis korporasi. Di antaranya yaitu bimbingan teknis manajemen koperasi, permodalan, achievement motivation training, dan bimbingan teknis lainnya, serta studi banding yang dilakukan agar pengurus koperasi memiliki spirit bisnis yang kuat.
Selain itu permodalan menjadi tantangan agar bisnis korporasi ini berjalan. Dengan adanya KUR hingga 50 juta menjadi peluang untuk modal bisnis petani. Fintech pun menjadi salah satu upaya agar petani Demfarm mendapatkan modal dan berbasis IT dalam aktifitasnya.
Hemat penulis, keberlanjutan program pertanian korporasi tergantung dari dukungan pusat dan pelaksana lapangan seyogyanya bersinergi dengan kegiatan Demfarm Karawang.
Di sinilah masa depan pertanian korporasi menjadi harapan. Pertanian korporasi hakikatnya adalah model kelembagaan bisnis, dan dapat diterapkan di seluruh Indonesia pada semua komoditas pertanian. Sekurang-kurangnya minimal tiga kata kunci: bersama, bisnis, dan bersaing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H