Mohon tunggu...
Luna Almuna
Luna Almuna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Datokarama Palu

Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rela Keliling Memikul Buah Pisang demi Mencukupi Sekolah Ketiga Anaknya

27 Desember 2023   14:19 Diperbarui: 27 Desember 2023   19:38 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Herlina(Foto:Lulu Almuna)

Palu- Tidak ingin anaknya bernasib sama dengannya menjadi motivasi ibu Herlina(53) untuk rela keliling memikul buah pisang setiap hari di bawah terik Matahari kota Palu . Wanita paruh baya ini mempunyai banyak impian dan tekad besar untuk memenuhi pendidikan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.

Menurut ibu Herlina pendidikan itu harus di utamakan dan tidak ada alasan untuk tidak belajar. Dengan sekolah kita akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang akan menolong di kehidupan kita. Jadi, apa pun kesulitannya akan dia usahakan agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak.

“Walaupun saya orang gunung, saya tidak pernah menyerah mencari rezeki Tuhan, saya selalu mengusahakan yang terbaik untuk keluarga, tidak papa saya jadi orang kecil asalkan anak-anak saya tidak boleh sama seperti nasib orang tuanya” ujar ibu Herlina, saat di wawancarai, Minggu (24/12/2023).

Ibu Herlina merupakan warga Desa Silae, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu yang berjualan pisang keliling lebih dari 20 tahun untuk memenuhi kebutuhannya. Suaminya bekerja menggali batu dan hanya pulang beberapa minggu sekali. Hasil dari menggali batu pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Setiap hari Ibu Herlina biasa mulai berjualan dari jam sepuluh pagi sampai tengah malam tergantung dari jumlah jualannya yang sudah laku. Selain berjualan buah pisang keliling, ibu Herina juga menjual kacang kulit yang sudah di bungkus plastik.

“Saya biasa berangkat dari rumah jam 6 pagi terus ambil pisang ke tengkulak di pasar inpres jam 9 dan mulai keliling jam 10 pagi, kalau sampai malam pisang yang saya bawa belum banyak terjual saya menjualnya di depan Rumah Sakit Anutapura Palu biasa sampai jam 11 malam.” Ungkap ibu Herlina

 Dari hasil berjualannya Ibu Herlina bisa mendapat uang 150 ribu jika hasil jualannya habis. Uang hasil jualannya ia kumpulkan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ia tabung untuk keperluan sekolah anak-anaknya. Anak pertama ibu Herlina sudah lulus SMA dan enggan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi karena memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya.

“Anak saya ada 3. Satu sudah lulus SMA dan sekarang kerja, saya suruh kuliah tidak mau alasannya mau kerja saja biar bisa bantu perekonomian keluarga dan bisa bantu adik-adiknya yang masih duduk di bangku SD dan SMA.” Ungkap ibu Herlina

Selain berjualan pisang dan menjadi IRT ibu Herlina juga biasa bekerja buruh harian seperti menjadi asisten rumah tangga atau bersih-bersih di Masjid, apa pun pekerjaannya Ia lakukan dengan senang hati asalkan pekerjaan itu halal.

Mempunya latar belakang ekonomi yang lemah tidak menyurutkan semangat dan kegigihan ibu Herlina untuk tetap bekerja. Perempuan paruh baya yang sudah mulai berumur senja ini selalu bersyukur dan tidak pernah mengeluh atas takdir yang telah Tuhan berikan, menurutnya garis kehidupan seseorang itu pasti berbeda-beda dan sudah di atur,  jika terus membandingkan dengan orang yang ada di atas kita pasti tidak akan pernah merasa cukup. Seorang wanita tangguh dan berhati lembut terdapat pada diri ibu Herlina yang tidak pernah berhenti bersyukur atas apa yang Tuhan berikan.

“Saya memang orang susah tapi saya tidak pernah merasa kesusahan, saya selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa saja yang Tuhan berikan, yang penting saya selalu berdoa, berusaha dan tidak mengeluh.” Ucap ibu Herlina dengan rasa yakin

Dari kisah hidup ibu Herlina ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi semua kalangan untuk tidak mudah putus asa dan menyerah dengan keadaan, kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang di berikan oleh Tuhan. Terutama dalam mengejar pendidikan dan tidak melewatkannya karena pendidikan merupakan cahaya bagi masa depan yang cerah. Tugas kita sebagai manusia adalah berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun