Mohon tunggu...
Luna PutriAurelia
Luna PutriAurelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa MIPA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nguri-nguri Budaya Jawa: Mahasiswa MMD Mengikuti Sedekah Bumi di Dusun Cukal, Desa Bendosari

20 Agustus 2023   21:35 Diperbarui: 21 Agustus 2023   00:56 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Rumah Kepala Desa Bendosari, Sri Hari Kartini, sangat ramai dibanding hari biasanya. Selasa (18/07/2023), seluruh lapisan masyarakat Dusun Cukal, dari anak-anak hingga yang tua ikut berkumpul di rumah kepala desa, termasuk mahasiswa MMD UB kelompok 253. Berkumpulnya masyarakat Dusun Cukal tersebut dikarenakan adanya kegiatan bersih dusun. Masyarakat Dusun Cukal biasa menyebut kegiatan bersih dusun tersebut dengan sebutan sedekah bumi. Sedekah bumi merupakan acara rutin tahunan masyarakat Dusun Cukal. Acara ini dilaksanakan setiap Selasa Kliwon, sebelum berakhirnya Bulan Besar menurut kalender Jawa.

Masyarakat Dusun Cukal memberikan sedekah buminya dalam kotak yang terbuat dari pelepah pisang, masyarakat desa biasa menyebutnya encek. Kemudian mereka akan berdoa bersama yang dilanjutkan dengan ritual kroyokan. Ritual kroyokan merupakan ritual dimana semua orang berebut untuk mendapatkan sedekah bumi tersebut. Semua lapisan usia, dari anak kecil, yang muda, dewasa, hingga yang tua ikut dalam ritual kroyokan ini. Malamnya, acara lanjutan dari sedekah bumi ini adalah dengan diadakannya pertunjukan wayang kulit.

Yang menjadi tanda dari berakhirnya serangkaian acara sedekah bumi ini adalah dengan dipukulnya giro atau gong.
Sebenarnya rangkaian acara sedekah bumi ini sudah berlangsung sejak satu hari sebelumnya, Senin 17 Juli 2023. Pada hari ini, sedekah bumi diawali dengan penyembelihan kerbau. Kerbau yang akan disembelih tidak bisa asal menyembelih. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama,kerbau tersebut harus berjenis kelamin betina. 

Kedua, kerbau tersebut tidak sedang hamil. Ketiga, kerbau yang dipilih merupakan kerbau terbaik dibandingkan kerbau kerbau lainnya. Karena masyarakat Dusun Cukal percaya bahwa semakin baik kerbau yang disembelih maka akan membawa kembali kebaikan pada diri mereka, seluruh masyarakat serta para leluhur. Leluhur yang dimaksud merupakan para babat alas, merupakan orang-orang terdahulu yang pertama kali menduduki wilayah tersebut.

Di hari yang sama (17/07/2023), agenda lain yang merupakan bagian dari rangkaian sedekah bumi adalah mengunjungi beberapa tempat, seperti menyusuri sumber-sumber dan beberapa tempat yang disakralkan oleh masyarakat, salah satunya adalah punden. Yang ikut serta dalam kegiatan ini merupakan para punggawa, sesepuh atau orang-orang yang ditokohkan di dusun ini. Setiap tokohnya memiliki tempat-tempat yang berbeda-beda untuk dikunjungi. Abah Abdi merupakan orang yang paling 'ditokohkan' di dusun ini, beliau mendapatkan tempat untuk menjalankan ritual di sumber pertama, Kali Anget dan Kali Sereng. Selain itu, setiap tempat memiliki sesajen yang berbeda-beda. Sebagai contoh sumber yang digunakan untuk irigasi sesajennya berupa rujak manis.

Para tokoh yang mengunjungi tempat-tempat yang berbeda tersebut, setiap orang akan memperoleh wadonan. Wadonan merupakan alat kelamin kerbau yang dimasak seperti biasanya kemudian baru dibagikan kepada para tokoh-tokoh tersebut. Sedangkan bagian lainnya dibagikan secara merata ke seluruh masyarakat Dusun Cukal, tanpa terkecuali.

Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Cukal merupakan salah satu bentuk nguri nguri budaya jawi. Sebagai bentuk menjaga, merawat serta melestarikan budaya jawa yang berkembang di Dusun Cukal. Sebagai bagian dari masyarakat Dusun Cukal, meskipun hanya dalam kurun waktu sebulan, mahasiswa MMD UB kelompok 253 mengikuti setiap rangkaian yang diselenggarakan. Hal ini merupakan salah satu bentuk keterlibatan mahasiswa dalam menjaga dan melestarikan budaya ditengah perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun