Mohon tunggu...
Lumiere
Lumiere Mohon Tunggu... Freelancer - Pandiangan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fantastis

12 September 2016   00:16 Diperbarui: 12 September 2016   00:33 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Lalu aku memulai pekerjaan dengan mengambil kertas origami untuk kami hias kembali di dinding . Gambar – gambar karikatur tak luput dari pemandangan kami . Bunga – bunga segar kami hias di sepanjang pinggiran rumah untuk menambah indah pemandangan .Lama kami bekerja , akhirnya dekor – mendekor pun selesai . Selanjutnya kami membantu Dennis yang sedikit kesulitan menempatkan posisi kamera yang akan kami gunakan .

            Aku menempatkan sebuah kamera di bagian atas ruang tengah . Di bagian selanjutnya , kami memasang layar tancap sebagai tempat kami nanti memperlihatkan kegiatan yang dilakukan . Selepas dari situ , kami berlanjut ke halaman luar . Dihalaman luar kami menempatkan berbagai alat permainan . Meniram rumput agar kelihatan segar pun tak luput dari pemikiran kami .

            Setelah persiapan kami selesai , kami beristirahaat sejenak .Kami menarik nafas lega dan membuang nafas lelah kami

            “Akhirnya konsep tak hanya sekedar konsep lagi ya “ kata Dharma .

            “Hahaha , iya dong . Ini kan buah kerja sama dan kekompakan kita “  sambungku

Tin ...Tin ...Tin

            “Rede kita?” Tanyaku pada mereka

            “ Ah ,sudahlah Start kan ajalah ! jawab mereka kompak

            “ ok . Satu untuk semua . Tak ada usaha yang tak menghasilkan “ kami mengeluarkan jargon penyemangat kami .

            Lalu kami pergi keluar menyambut para anak yang berkebutuhan khusus tersebut . Selepas mereka turun dari kendaraan , aku langsung membawa anak tuna daksa ke halaman untuk bermain bersama dengan anak – anak lainnya . Ada yang duduk di kursi , ada yang melihat potongan gambar , ada yang bermain balon tiup , dan ha yang paling mengena hatiku adalah saat membuat anak tuna daksa itu tertawa . dia melepaskan tembakan dengan bola yang tidak dapat ku halau dan melaju deras ke bagian kelapaku . hahaha , lalu kami langsung tos .

            Tak hanya itu kami juga bemain bola bersama para anak – anak . Dalam permainan itu satu gol tercipta melewati sela – sela kedua kaki . Tim pencetak gol sangat girang dan senang telah mencetak gol dengan berbagai expresi dan lompatan . Sementara di kubuh lain seorang anak mera kesal gawang timnya kebobolan dengan ekspresi cemberut .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun