Mohon tunggu...
LumbaLumba
LumbaLumba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Mencoba berbagi kisah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gadis Tercantik di London (Perang Eropa)-17

25 Maret 2014   13:44 Diperbarui: 5 Juni 2023   22:05 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Pesawat - pesawat Hurricane mencoba mengudara. Susul - menyusul mereka meninggalkan landasan.

        Bisa ditebak, pekerjaan itu tidak berlangsung mulus. Pesawat - pesawat Jerman yang berseliweran di langit menembaki mereka dengan gencar. Sebuah Hurricane mendadak terguling karena rodanya tertembak. Sebuah lagi sempat menanjak namun seketika terjun dan terbakar. Pemandangan itu membuat jeri pilot - pilot Hurricane yang lain.

        Hujan deras turun. Membasahi rongsokan pesawat - pesawat Hurricane yang masih berasap. 

        Stella menatap dengan wajah pucat. Sementara para pilot Inggris yang tersisa masih berjuang untuk mengudara.

        "Turunkan aku, turunkan aku!" Stella berontak di dalam kokpit. "Aku takut ketinggian!"

        Lancelot yang satu pesawat dengannya jadi kerepotan. Pemuda itu sedang fokus untuk tinggal landas. Hujan merubah tanah lapangan menjadi lumpur. Lancelot makin kesulitan. Hanya pilot edan yang bisa tinggal landas dari lapangan seperti ini. Apalagi Stella bergerak ke sana - sini membuat pesawat oleng.

        Namun Lancelot sudah mengambil keputusan. Ditariknya tongkat kemudi dengan kuat.

        Sekejap roda pesawat Lancelot tidak lagi menjejak tanah. Pesawat itu berhasil terbang. Stella menyaksikan tanah di bawah makin menjauh dan menjauh. Sudah terlambat baginya untuk minta diturunkan. 

        Tidak hanya Lancelot, sejumlah rekan lainnya pun berhasil terbang. Total ada lima Hurricane yang mengangkasa di tengah hujan deras itu. Masing - masing lalu membuat manuver untuk membidik musuh.

        Stella meringkuk di bawah kokpit. Keadaan di situ gelap karena cuaca hujan. Mendadak gadis kelahiran Manchester itu merasakan Hurricane Lancelot miring, semiring - miringnya. Sebenarnya Lancelot tengah bermanuver. Namun hal itu amat menakutkan bagi orang awam seperti Stella. Maka dengan segera dipeluknya kaki Lancelot.

        Lancelot pun gagal menginjak pedal rudder. Kedua kakinya terkunci oleh Stella. Saat itulah pesawat Jerman datang mendekat. Lancelot tak bisa mengelak ketika pesawat itu tiba - tiba memuntahkan tembakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun