"Siapa nama gadis itu? Tinker Bell?" Stella pura - pura lupa dan bertanya. "Bukan," sahut Lancelot, "namanya Arabel. Tak kusangka dia datang juga ke acara ini."
---------------------- Â Â Â Â Â Â Â Â Â -----------------------
    Malam itu di rumah Lord Cavanaugh diadakan perjamuan besar.
    Entah perjamuan dalam rangka apa, tidak begitu jelas. Yang terang acara tersebut terbuka untuk umum. Hampir semua tamu undangan adalah masyarakat biasa.
    Dalam acara tersebut selain Lord Cavanaugh, muncul pula sejumlah rekan politiknya. Ada juga beberapa tamu undangan khusus. Dua orang petinggi di Kementerian Pertahanan tampak datang membawa istri masing - masing. Di samping itu hadir pula Sir George Wilkinson yang menjabat sebagai Lord Mayor of London. Beberapa tokoh lainnya, baik dari kalangan sipil atau militer, satu - persatu juga ikut datang.
    Stella tak ketinggalan setor muka di acara itu. Dandanannya tampak seadanya. Ia baru saja dimarahi atasannya di Daily Herald karena kemarin bolos kerja. Supaya tak dipecat, ganti ruginya meliput acara ini.Â
    Untung Stella adalah gadis yang optimis dan ceria. Ini hanya acara senang - senang, bukan? Tidak sulit meliput acara seperti ini. Bahkan dirinya bisa dapat kudapan gratis. Dulu pernah lebih parah. Stella bertugas meliput singa kebun binatang di dalam kandangnya, sementara pawangnya tidak masuk kerja karena sakit.Â
    Namun Stella tidak sendirian malam ini. Ia ikut menyeret Lancelot ke dalam 'penderitaannya'.
    "Kenapa kau mengajakku ke tempat ini?" Lancelot membetulkan kerah jasnya yang terbalik. Ia benci acara formal.
    "Tenanglah, tuan Green." Stella berjalan santai. "Saya takut pergi sendirian. London kini sedikit tidak aman bagi anak gadis."
    Stella lalu menggiring Lancelot ke meja pojok ruangan. "Nah, silakan duduk disini. Nikmatilah hidangan sepuasnya sementara saya bekerja."