Gadis itu lalu bangkit. Mengambil segulung peta besar di atas almari dan membentangkannya di lantai. Eduard sedang pergi. Ia hendak membeli sesuatu dan sekarang belum juga pulang.
    Arabel menatap peta tersebut dengan seksama. Jemarinya bergerak dan mengetuk - ngetuk. Sepertinya ia sedang menghitung sesuatu.
***
    Sebuah pesawat Hurricane tampak melayang di luar London.
    Lancelot tengah mengemudikannya. Senang rasanya bisa terbang kembali. Kolonel Porter, rekan letkol Stewart, dengan sigap membantunya mendapatkan pesawat. Lancelot langsung bisa terbang kembali tanpa prosedur bertele - tele.
    Pesawat Hurricane-nya kini terasa lebih mantap dari sebelumnya. Sepertinya awak darat kolonel Porter sudah melakukan up grade pada pesawatnya.
    Mendadak sayup terdengar bunyi sirine tanda bahaya. Lancelot menengok keluar jendela kokpit. Apa Jerman menyerang lagi?
    Dugaannya segera terbukti lewat suara yang keluar dari radio di pesawat. Terdengar perintah kepada seluruh unit pemburu untuk mengudara. Serombongan pesawat Jerman ditengarai tengah menuju London.
    Kebetulan Lancelot sudah mengudara sejak tadi. Maka dengan segera pesawatnya menanjak, mencari pandangan yang lebih luas.
    Lancelot kini terbang ke arah selat Channel. Armada musuh telah terdeteksi muncul dari arah itu.
***