Mohon tunggu...
LumbaLumba
LumbaLumba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Mencoba berbagi kisah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gadis Tercantik di London (Perang Eropa)-31

29 April 2014   14:26 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode terakhir. Selamat menikmati!

----------------------                ----------------------

       

        Pesawat Stuka Lancelot yang tengah menukik tiba - tiba justru menanjak.

        "Awas!"

        Pilot - pilot RAF terkejut. Mereka seketika berpencar. Pesawat Lancelot nyaris saja menabrak mereka. Pesawat Stuka itu kemudian melintir tak terkendali. Akhirnya mendarat darurat di sebuah lapangan kecil.

                                                                                                                        ***

        Esok harinya berbagai surat kabar di London memuat berita tersebut.

        Lancelot sendiri telah dijebloskan ke dalam penjara. Kini dirinya dalam pengawasan penuh pihak Polisi Militer. Lancelot dikenai tuduhan pencurian barang sitaan serta percobaan pembunuhan terhadap Lord Cavanaugh. Ia harus mendekam di sel sambil menunggu pengadilan digelar.

        Tamat sudah karirnya sebagai pilot. Meski belum ada pemberitahuan resmi dari RAF, sudah jelas dirinya dipecat. Semua penduduk London kini bertambah membencinya. Rekan - rekannya sesama pilot di Skuadron 614 marah padanya karena mencoreng nama kesatuan. Jake pun kecewa hingga enggan menjenguk ke penjara. Padahal dialah satu - satunya sahabat Lancelot. Letkol Stewart sang komandan kini juga berpaling.

        Terbayang kembali saat - saat itu di benak Lancelot. Ketika bom siap dijatuhkan dari Stuka, Lancelot justru menahan jemarinya untuk tidak menekan tombol. Sebuah keputusan berat yang akhirnya dipilih. Padahal ia punya kesempatan untuk membalas dendam atas nama ayah dan keluarganya. Sebuah kesempatan yang telah ditunggunya selama 22 tahun. Waktu yang cukup lama untuk menahan penderitaan hingga membuat jiwanya hancur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun