Mohon tunggu...
Andee Meridian
Andee Meridian Mohon Tunggu... -

the gembel mancanegara\r\n\r\npenggemar SBN

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

[Edisi Musim Dingin] Pendakian Puncak Hyangjeok Pegunungan Deokyu

9 Januari 2012   05:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:08 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari minggu kemarin, saya berkesempatan untuk menikmati sensasi mendaki gunung bersalju. Sebelumnya saya sempat ragu untuk melakukan kegiatan ini di musim dingin. Karena di dalam pabrik yang semua jendela dan pintunya tertutup rapat, saya masih merasa kedinginan dan tidak bisa jauh dari kompor penghangat badan. Apalagi jika harus menyusuri jalan-jalan bersalju menuju puncak gunung, membayangkannya saja saya sudah menggigil. Namun teman saya berhasil meyakinkan saya bahwa ada sensasi yang berbeda jika kita berhasil mendaki gunung di musim dingin dengan permukaan gunung yang berselimut salju. Bujukan dari teman saya, membuat saya tergiur untuk mencobanya. Karena mencoba adalah pengalaman.

Selama 2 minggu sebelumnya kami disibukkan untuk mempersiapkan peralatan khusus yang akan digunakan untuk membantu kami melakukan perjalanan ke puncak gunung. Diantara peralatan khusus itu adalah pencengkeram salju yang di pasang di tapak sepatu, tongkat dan pelindung salju yang di pasang di celana bagian bawah agar salju tidak masuk melalui celah sepatu. ( untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ).

1326087328549277876
1326087328549277876


Setelah browsing lewat google dan naver --- googlenya Korea --- akhirnya kami sepakat untuk mengunjungi pegunungan deok yu di kota muju propinsi Jeoullabuk. Seperti halnya pegunungan Jiri, pegunungan deok yu juga termasuk salah satu taman nasional di Korea.

Sabtu sore kami langsung berangkat menuju lokasi pendakian melalui kota goechang. Dari kota itu perjalanan terpaksa kami lanjutkan dengan taksi karena tak ada bus yang bisa mengantar kami sampai ke lokasi tujuan di gucheon-dong kota muju. Sesampainya di sana kami langsung meminta supir taksi untuk mencarikan penginapan. Malam itu hampir semua penginapan sudah dipenuhi para pengunjung yang mengisi libur akhir pekan mereka dengan mengunjungi taman nasional pegunungan deokyu. Selain jalur pendakian di tempat tersebut juga terdapat area bermain ski.

Setelah berkeliling selama hampir 20 menit akhirnya pak sopir berhasil mendapatkan penginapan untuk kami. Penginapan yang cukup mahal jika dilihat dari kondisi kamar yang tanpa pemanas lantai, PC dan hanya ada Televisi 'rusak' di dalamnya. Terpaksa kami harus rela membayar mahal karena malam sudah larut dan kami harus segera beristirahat agar keeseokan harinya fisik kami siap untuk menempuh pendakian.

Jam 08 pagi kami sudah bersiap untuk menelusuri jalur pendakian sepanjang 8 kilometer menuju puncak hyangjeok dengan ketinggian 1614mdpl. Puncak tersebut adalah yang tertinggi di gugusan pegunungan deokyu dan puncak tertinggi nomer 5 di Korea Selatan. Di pintu masuk jalur pendakian kami sempatkan melihat rute pendakian yang terdapat pada peta yang di pajang di sebuah papan berlapis kaca. Dari situ kami diharuskan menyusuri jalan datar yang cukup lebar hingga sampai ke kuil budha. Jalan dari pintu masuk hingga ke kuil budha tidak terlalu menguras tenaga bagi kami. Karena bentuk jalan yang mendatar.

13260873601022403454
13260873601022403454

Sedangkan dari kuil budha menuju puncak hyangjeok kami harus menyusuri jalan-jalan kecil berbatu yang terjal. Kondisi jalan yang berlapis salju mengharuskan kami untuk berhati-hati. Rute pendakian dari kuil budha menyisakan jarak 2,5 km dari puncak. Meskipun jarakanya terbilang cukup dekat tapi tetap saja membuat kami kelelahan dan berkeringat. Ternyata apa yang saya takutkan tentang pendakian di musim dingin salah. Meskipun kondisi cuaca dengan udara yang cukup dingin tapi badan saya tidak merasa menggigil malah terasa gerah hingga berkeringat. Namun ketika kami beristirahat sejenak untuk meneguk air atau sekedar menghela nafas udara dingin memaksa kami untuk melanjutkan perjalanan. Karena dengan terus berjalan kalori yang terbakar bisa menghangatkan tubuh kami.

[caption id="attachment_154777" align="aligncenter" width="600" caption="kuil budha"]

1326087387778425134
1326087387778425134
[/caption]

Waktu menunjukan jam 12:22 di handphone saya, ketika kami berhasil mencapai puncak. Kami berteriak kegirangan memandang takjub pemandangan pegunungan-pegunungan di sekililing puncak yang tampak pucat tanpa warna hijau pepohonan. Suasana di puncak cukup ramai hampir mirip seperti lokasi perbelanjaan yang sesak dikunjungi. Hari minggu kemarin banyak dari penduduk korea yang mengisi libur akhir pekan mereka dengan mendaki gunung. Mereka ada yang datang secara berkelompok dengan menggunakan bus ada juga hanya kelompok kecil yang beranggotakan keluarga.

[caption id="attachment_154778" align="aligncenter" width="600" caption="puncak yang penuh sesak"]

1326087423457836622
1326087423457836622
[/caption]

Kegiatan mendaki gunung merupakan salah satu yang paling digemari di sini. Sebagian besar orang korea sadar betul bahwa topografi dari korea yang 70%nya adalah gunung membuat mereka ingin mencintai dan dekat dengan alam. Kegiatan ini tidak melulu didominasi oleh kaum laki-laki dewasa, wanita dari anak-anak hingga emak-emak pun banyak kami jumpai di sana.

Setelah puas memanjakan mata dengan pemandangan dari puncak hyangjeok selama 1 jam. Kami turun menuju hyangjeok centre yang hanya berjarak 500 meter di bawah puncak. Tempat itu dijadikan tempat untuk menyantap makanan dan melepas lelah. Di sana kami melahap beberapa potong Kim bab untuk mengisi perut. Dua puluh menit sesudahnya kami langsung kembali untuk turun dari puncak.

Jam 04:28 kami sudah kembali lagi ke dasar gunung di guecheon-dong. Kami sepakat untuk tidak berlama-lama lagi di tempat itu. Karena sore itu juga kami harus kembali ke tempat kami masing-masing. Meskipun kondisi badan yang didera lelah cukup parah. Mengingat hari senin kami sudah harus melakukan aktifitas kami kembali sebagai kuli. Lelah dan nyeri pada tulang-tulang kami serasa terbayar lunas karena pengalaman indah yang kami dapat dari perjalanan itu.

1326087465875091713
1326087465875091713


*Foto : Dokumennya Lumba

*Kota tua sacheon ( Korea Kidul ) : 2012-01-09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun