Mohon tunggu...
Andee Meridian
Andee Meridian Mohon Tunggu... -

the gembel mancanegara\r\n\r\npenggemar SBN

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Misteri di balik Wabah Ulat Bulu

21 April 2011   14:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:33 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para mahluk itu menyebutkan namanya masing-masing.

" Wahai para mahluk bermuka ancur, aku memerintahkan kalian untuk menjadi bulu-bulu yang akan membuat muka youly dan hawa menjadi buruk. Bukan hanya muka tapi ketek dan area segitiga mereka pun ditumbuhi dengan bulu-bulu yang memalukan ".

" Siap mak ". mereka serempak menjawab

" maskolis berubahlah menjadi bulu di bagian yang tertutup rapat oleh CD di tubuh youly. Begitu juga herry yang akan menjadi bulu belukar untuk hawa. Wepe berubah jadi jenggot dan kumis untuk youly, sedang AA menjadi jenggot dan kumis untuk hawa. Lalu tugas untuk Gebe dan elang berubah menjadi bulu ketek untuk youly dan hawa ".

**************

Ayam jantan berkokok, sinar mentari yang menembus kaca jendela kamar membuat youly terbangun dari mimpi indahnya yang basah. Ia beranjak menuju wastafel di kamar mandi. Alangkah terkejutnya ia saat mendapati mukanya di cermin penuh dengan bulu persis seperti bang haji. Selain itu ada rasa geli dan gatal di bagian ketiak dan bagian selangkangan. Keterkejutannya semakin menjadi-jadi karena di ketiaknya tumbuh rambut dengan lebat menjalar seperti akar. Pun bulu yang sama di bagian bawah puser.

Setali tiga kutang, keadaan yang sama juga menimpa hawa. Dia menangis sesenggukan di kamar yang terkunci. Dia malu untuk keluar kamar. Lalu ia menelpon youly untuk menceritakan keadaannya yang penuh bulu.

13033960101487180695
13033960101487180695

" Youl........badan gue numbuh bulu banyak banget. Muka gue macam bang haji , ketiak gue macam tarzan dan si itu juga sampai menyebrang keluar CD. Gue malu, gue gak akan keluar ".

" Gue juga mengalami nasib yang sama kayak elo haw ".

Pembicaraan mereka berhenti dengan jeritan yang bersamaan. " Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaak..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun