Marni kembali ke ruangan tempat anton dirawat lengkap dengan pesanan anaknya itu. "Biar mama kupaskan apelnya nak " " Taruh aja di situ bu, biar nanti aku kupas sendiri sekarang aku mau tidur untuk mencari inspirasi lewat mimpi. aku kangen dengan puisi bu ". " Baiklah, ibu pamit sebentar. mau menemui om seno ". Sakit ini menghabisi semuanya. Tanah, mobil, hingga hak pendidikan yang layak untuk adik. Kini rumah menunggu tanda tangan di atas materai. Anton mulai mengguratkan pulpen di lembaran diary. Tetes demi tetes air matanya seirama dengan tarian jemarinya yang menggengam pulpen. ******** sang ibu kembali bersama ayahnya, dengan segepok uang setelah tanda tangan terbubuhi di atas materai. Anton sudah menyembuhkan sakitnya sendiri dengan sayatan pisau di urat nadinya. Diary anton bercerita. " JANGAN JUAL RUMAH KITA BU. AKU SUDAH SEMBUH ". *Kota tua Sacheon ( Korea Kidul ) : 2011-03-14
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H