Selesai salam, dusmin langsung beranjak keluar. Tanpa wirid dan duduk bersilah, pikirannya langsung tertuju pada sepatu kulit baru yang ia letakkan begitu saja di depan masjid. Ketakutannya menjadi nyata ketika ia melihat sepatunya sudah raib dari tempat ia menaruh. Hanya tertinggal sepatu kulit sederhana milik subhan. Sementara di dalam mushola subhan masih khidmat dengan wiridnya selesai menunaikan sholat ashar sore itu. " Sial......sapa nih yang nyolong sepatuku. Nyesel banget sholat di mushola ini ". dusmin kesal Tak lama berselang subhan keluar dari mushola kecil yang berkubah hanya sebesar baskom. " Ada apa nih, habis sholat bukannya wirid malah misuh-misuh gak jelas ". " Gimana gak dongkol, sepatuku yang baru itu ilang. Sepatu baruku itu  harganya 1 juta ". " Ikhlaskan saja, anggap kamu sudah lunas bernazar di mushola ini. Mungkin kamu sudah lupa apa yang kita ucapkan 1 tahun lalu. Ketika kita tak jua mendapat pekerjaan, kita pernah bernazar senilai sepatumu yang hilang untuk mushola kecil ini jika Tuhan mengabulkan do'a kita untuk mendapat pekerjaan ". Subhan mengutarakn semua yang pernah diucapkan mereka 1 tahun lalu " Memangnya kamu sudah bayar nazar kamu ? ". " Ini nazarku kepada Tuhan, bukan kepada kamu ". Jawab subhan " Jadi gimana dong, masa aku nyeker pulang ngantor ". " Tunggu di sini, biar aku carikan sandal japit buat kamu ". " Aseeeem....dandanan parlente gini, masa suruh pakai sendal japit ". timpal dusmin sesaat kawannya pergi ke toko untuk membelikannya sendal [caption id="attachment_91828" align="aligncenter" width="227" caption="mupeng.com"][/caption] *Kota tua sacheon ( Korea kidul ) : 2011-03-01
