Mohon tunggu...
Luqman Aryowidi
Luqman Aryowidi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Just a passionate geek

Video Game, Comics, Movie, Football and Pro Wrestling Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sang Maestro yang Menghidupkan Star Wars

20 Januari 2020   15:36 Diperbarui: 20 Januari 2020   15:46 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Peringatan, tulisan ini mungkin mengandung segala jenis "spoiler", baik besar atau kecil. Tulisan ini disengaja ditayangkan sebulan pasca penayangan perdana "Star Wars : The Rise of Skywalker" agar para penggemar Star Wars atau yang mulai tertarik dengan Star Wars bisa menonton di bioskop. Terima kasih."

 

Tanggal 20 Desember 2019 (atau 18 Desember 2019 di Indonesia), "Star Wars : The Rise of Skywalker" dipastikan menjadi film pamungkas dalam saga Skywalker selama hampir 40 tahun, 3 generasi dan 3 era, 70an hingga 80an era "Rebellion", 99 hinga 05' era "Republic" dan terakhir 2015 hingga 2019 era "Resistance". 

"Star Wars : The Rise Of Skywalker" menceritakan bahwa Emperor Palpatine atau dikenal juga sebagai Darth Sidious masih hidup dan secara diam-diam membuat skema besar untuk kebangkitan "Sith Empire", dan pembentukan "The First Order", yang pertama kali diperkenalkan di "Eps.VII : The Force Awakens", merupakan pion dari rencana besar Emperor Palpatine sehingga Rey, Finn dan Poe beserta para "The Resistance" harus menghadapi Emperor Palpatine untuk mengakhiri semua dan membawa perdamaian di seluruh penjuru galaksi.

John Boyega, Daisy Ridley dan Oscaar Isaac kembali memerankan trio "Rey, Finn dan Poe", selain itu juga menghadirkan kembali beberapa tokoh dari film sebelumnya seperti "Lando Calrissian" diperankan oleh Billy Dee Williams, Mark Hamill dan Harrison Ford kembali memerankan "Luke Skywalker" dan "Han Solo", beberapa cameo tokoh dari era "Republic" atau "Clone Wars" dan penampilan yang sangat berkesan dari mendiang Carrie Fisher sang "Princess, Senator, General Leia Organa of Alderaan". 

Film "Star Wars : The Rise of Skywalker" mendapatkan respon yang baik karena mampu memberikan akhiran yang pas untuk saga Skywalker, mulai dari sisi sinematik hingga "fan-service" yang menggiurkan.  Meskipun begitu, ada beberapa hal juga yang membuat film terakhir ini kurang begitu memuaskan seperti jalan cerita yang begitu cepat, berbagai macam "plot hole", dan ada upaya untuk memperbaiki  visi besar akhir dari saga Skywalker akibat film sebelumnya "The Last Jedi" dianggap "flop". J.J Abrams juga mengakui bahwa akhir film ini bisa "memecah belah" penggemar Star Wars, maksudnya adalah muncul banyak pertanyaan yang bisa saja mempengaruhi rencana selanjutnya dalam produksi Star Wars, misalkan (Spoiler Alert) mengapa "ghost force" Ben Solo tidak muncul di akhir film, atau apa yang dimaksud "yellow lightsaber" milik Rey atau Bagaimana Emperor Palpatin bisa hidup kembali setelah di lempar oleh Darth Vader ke jurang Death Star. 

Berbagai macam pertanyaan, "plot holes", karakter sampingan yang sia-sia, membuat para penggemar Star Wars merasa jengkel dan bahkan mengklaim dari episode 7 sampai 9 menghancurkan karakteristik Star Wars. Meakipun begitu, ini bukan pertama kalinya dimana franchise Star Wars memecah belah penggemarnya. 

Produksi film "The Prequel" Star Wars juga pernah mengalami hal seperti ini, bahkan sampai sekarang. Alasan umumnya adalah penggunaan "special effect" yang berlebihan dan dialog yang terlalu kaku. 

Produksi film "The Prequel" dan "The Sequel" seakan menjadi warisan yang buruk di kalangan penggemar Star Wars yang telah lama mengikuti dari era "The Original", namun penggemar Star Wars yang baru atau yang dimaksud adalah mereka yang mulai mengikuti dari "The Prequel" (seperti saya J) atau baru mulai dari "The Sequel" juga memberikan respon balik kepada produksi "The Original" dengan alasan karakter dan dialog yang cukup "lebay", namun menghormati kualitas grafiknya dan menonjolkan kreatifitas dalam penggunaan kamera dan dekorasi latar. 

Perbedaan pendapat ini lah yang menimbulkan perseteruan di kalangan penggemar Star Wars, namun ada hal-hal yang disepakati dari semua kalangan penggemar Star Wars, yaitu warisannya.

George Lucas, Sutradara sekaligus pembuat "Star Wars" dari episode "A New Hope" sampai dengan "Revenge of The SIth"
George Lucas, Sutradara sekaligus pembuat "Star Wars" dari episode "A New Hope" sampai dengan "Revenge of The SIth"
Imajinasi dan kreatifitas George Lucas saat pertama kali film Star Wars di tayangkan sangat memukau para penonton, mulai dari planet-planet dengan banyak peradaban mulai dari manusia hingga alien, kendaraan canggih dan pesawat luar angkasa, pesan hologram, variasi droid,  kera dengan bentuk fisik seperti manusia, manusia setengah robot yang jahat sampai stasiun angkasa dengan ukuran sebesar bulan. 

Selain itu, juga diperkenalkan faksi atau status sosial di "galaxy far...far away", seperti Jedi, Sith, Bounty Hunter, Galactic Empire, Rebel Alliance, Imperial Senate, Smuggler, The Hutts. 

Ada hal lain juga yang menjadi primadona Star Wars, yaitu Lightsaber, senjata pedang laser yang digunakan oleh Jedi atau Sith jika sudah layak dan  dianggap sebagai senjata "kuno", dan "The Force", istilah Star Wars yang menjelaskan sebagai sumber medan energi yang diciptakan oleh kehidupan, dan berada di setiap individu dan sekitarnya, juga mampu mengikat atau menyatu dengan segala jenis bentuk kehidupan di seluruh galaksi. 

Meskipun jagad Star Wars sangatlah luas, kompleks dan bervariasi dengan campuran futuristik dan supernatural, ada hal lainnya yang mungkin hanya dianggap sebelah mata tapi justru hal ini lah yang membuat Star Wars serasa lebih hidup, yaitu John Williams.

John Williams bersama salah satu tokoh "Star Wars" C-3p0.
John Williams bersama salah satu tokoh "Star Wars" C-3p0.
Lahir dan besar di New York sejak tahun 1932, John Williams pindah ke Los Angeles bersama keluarganya pada tahun 1948, di mana ia belajar komposisi dengan Mario Castelnuovo-Tedesco. Setelah dinas di Angkatan Udara, ia kembali ke New York untuk menghadiri Sekolah Juilliard, di mana ia belajar piano dengan Nyonya Rosina Lhevinne. Ketika berada di New York, ia juga bekerja sebagai pianis jazz, baik di klub malam maupun di rekaman studio. 

Dalam karir yang membentang lima dekade, John Williams telah menjadi salah satu komposer Amerika yang paling berhasil dan paling sukses untuk film dan untuk panggung konser. John Williams telah mengomposisi musik dan menjadi sutradara musik untuk lebih dari seratus film. John Williams juga memiliki hubungan yang sangat spesial dengan sutradara Steven Spielberg. Selama hampir 40 tahun dengan sutradara Steven Spielberg telah menghasilkan banyak film Hollywood yang paling terkenal dan paling sukses, termasuk "Schindler's List", "ET: The Extra-Terrestrial", "Jaws", "Jurassic Park","Close Encounters of the Third Kind", empat film Indiana "Jones","Saving Private Ryan", "Amistad", "Munich", "Hook", "Catch Me If You Can","Minority Report", "AI: Artificial Intelligence", "Empire of The Sun", "The Adventure of TinTin" dan "War Horse" dan kolaborasi terakhir mereka, "The BFG", dirilis pada 1 Juli 2016. Selain itu, John Williams pernah membuat lagu untuk tiga film Harry Potter pertamanya yang akhirnya menjadi identik dengan tokoh Harry Potter.  

Aliran musik klasik yang dibuat oleh John Williams dipengaruhi dengan aliran ala Tchaikovsky dan Richard Wagner yang menonjolkan perpaduan romansa dan emosional sehingga setiap lagu yang dibuat oleh John Williams dalam suatu film, memiliki keunikan yang bisa mengeluarkan ekspresi emosional para penonton, entah merasa kagum, tertatih, senang atau juga sedih. 

Keunikan dalam musik John Williams juga mempengaruhi Hollywood dalam hal medeskripsikan situasi dari bagian cerita atau film dari sisi musik, juga menaikan kembali popularitas aliran klasik dalam perfilman yang sempat menurun dikarenakan aliran pop-synthesizer yang sedang populer pada sekitar tahun 1960-1970. 

Pada awal 1970-an, Williams adalah salah satu komposer top di Hollywood, setelah memenangkan Oscar untuk musiknya dalam film "Fiddler on the Roof", tapi film yang menjadi terobosan baru adalah "Jaws", merupkan hasil dari  kolaborasinya dengan Steven Spielberg dan menjadi salah satu tema lagu yang ikonik dalam sejarah perfilman. 

Ketika George Lucas merancang film pertama "Star Wars" pada tahun 1976, Lucas menginginkan komposer lagu dengan aliran musik klasik dengan gaya Hollywood seperti tahun 30-an atau 40-an atau mirip dengan aliran E.W Korgnod atau Alfred Newman dan Steven Spielberg yang merupakan teman George Lucas, merekomendasikan John Williams untuk membuat tema lagu "Star Wars" dan dimulai kolaborasi Lucas-Williams dari tahun 1976 sampai 2019 untuk franchise "Star Wars", kecuali untuk film Rogue One, sedangkan lagu tema film Solo berkolaborasi dengan John Powell.

Pengaruh gaya musik dan magis John Williams yang kental dengan perpanduan romansa dan emosional sangatlah jelas dan membantu mendeskripsikan karakter tokoh dan situasi dalam suatu adegan. Pembukaan yang diiringi "Star Wars Main Title" menggambarkan bahwa akan banyak aksi dan misteri di galaksi "far far away", "Imperial March/Darth Vader Theme" menggambarkan sosok pemimpin dengan aura jahat dan ambisius terhadap kekuatan dan kekuasaan, "Duel of The Fates" tentang pertarungan yang menentukan takdir tatanan galaksi di waktu yang akan datang, "Battle of the heroes/ Anakin vs Obi-Wan" pertarungan yang emosional antara guru dan murid,  iringan "Princess Leia Theme" yang menafsirkan tentang harapan, dan "Binary Sunset/ Force's Theme" seakan menjelaskan rasa ingin tahu dan menantikan petualangan yang baru. 

Tema lagu yang dibuat  John Williams untuk film "Star Wars" sudah melekat dan menjadi bagian dari identitas "Star Wars" dan pop-culture. George Lucas pun menyatakan bahwa John Williams adalah "kepingan puzzle yang hilang" dan mampu membuat "Star Wars" menjadi lebih hidup.

Film "Star Wars: The Rise of Skywalker" dipastikan menjadi film terakhir John Williams sebagai komposernya, namun karya dan pengaruh aliran musik John Williams akan terus diabadikan, baik melalui video game, konser klasikal, ajang perayan "Star Wars" atau menjadi standar musik untuk film Star Wars di waktu yang akan datang.  

Meskipun ada beberapa diantara penggemar "Star Wars" merasa kecewa dengan film terakhirnya karena dianggap kurang memenuhi ekspetasi dan cerita yang kurang klimaks, namun semua penggemar "Star Wars"sepakat bahwa setiap tema lagu yang dibuat John Williams tidak mengecewakan dan membekas di hati seluruh penggemar "Star Wars".

Penampilan kejutan oleh John Williams saat perayaan "Star Wars Celebration" 2017 sekaligus memberi penghormatan terhadap mendiang Carrie Fisher.
Penampilan kejutan oleh John Williams saat perayaan "Star Wars Celebration" 2017 sekaligus memberi penghormatan terhadap mendiang Carrie Fisher.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun