Banyak mengira bahwa gulat profesional atau professional wrestling, seperti WWE tidak asli, bohongan, sudah di tentukan dan lain-lainnya yang merujuk bukan olahraga murni. Mungkin ada benarnya juga, namun bukan berarti luka-luka atau kecelakaan yang dialami atlet tersebut juga tidak asli.Â
Diperlukan latihan dan komitmen selama bertahun-tahun untuk menyempurnakan gerakannya, yang dimana sangat atraktif dan disaat yang sama meminimalisir resiko cedera yang diterima oleh para atlet, dan juga harus disiplin dan memantapkan karakter yang akan diperlihatkan saat memasuki ring. Lalu apa hubungannya dengan budaya pop ? Nah pada kesempatan ini lah penulis ingin menjelaskan beberapa faktor mengapa bisa berkembang menjadi salah satu ikon dalam budaya popÂ
Bullet Club adalah salah satu "faksi" yang dibentuk di acara gulat NJPW (New Japan Pro Wrestling) dengan karakter gangster,gaijin,anti-authority,brotherhood yang pada dasarnya menjadi kelompok antagonis, meskipun menjadi favorit penonton. Sikap kelompok tersebut sangat agresif, bertidak semaunya dan licik.Â
Meskipun saling percaya, jika sudah tidak layak menjadi anggota, dikeluarkan dengan caranya, yaitu keroyokan sampai babak belur, benar-benar mendalami karakter kelompok tersebut.
 Lalu, mengapa "faksi" dari olahraga "unik" bisa menembus ke ranah budaya pop dan mampu menjadi salah satu ikon ? Alasannya cukup sederhana, mereka memiliki ambisi untuk mengubah stigma dunia gulat profesional melalui promosi dan pemasara yang bereda dari biasannya. Mungkin saya bisa bandingkan dengan salah satu reality show yang paling terkenal, Keeping Up with the Kardashian, bagaimana keluarga yang pada dasarnya hanya dari ranah model, menjadi salah keluarga yang berpengaruh dalam cara hidup masyarakat ? Salah satunya penggunaan media.
Mungkin yang suka menonton acara tersebut terkadang drama atau suatu permasalahan yang diangkat tidak terlepas dari media sosial, yang akhirnya implementasi dari drama tersebut ditayangkan di saluran televisi, sehingga yang menonton tahu apa yang terjadi dan meningkatkan rating acara.Â
Sama halnya juga dengan Bullet Club, namun ketimbang melalui televisi, promosi Bullet Club selain melalui media sosial seperti Twitter, mereka mengembangkan promosi dan "alur cerita" melalui Youtube, dengan memasukan karakter faksi tersebut sehingga sangat berbeda dengan faksi-faksi lainnya, yang hanya melakukan promo saat acara berlangsung.
Dalam hal pemasaran di dunia gulat profesional, yang paling banyak digunakan adalah menjual merchendise dengan kutipan khas atlet tersebut. Bullet Club juga melakukan hal yang sama, bedanya mereka berkolaborasi dengan perusahaan, lembaga atau hal-hal yang berbau dengan budaya pop. Salah satu penjualan tertinggi dalam merchendise dengan kolaborasi perusahaan adalah "Bullet Club X Tekken" yaa Tekken game fighting terkenal dengan. Kolaborasi tersebut pada dasarnya hanyalah ada perubahan desain logo Bullet Club dengan mencampurkan desain orisinal dengan karakter di Tekken.Â
Perkembangan dunia gulat profesional sudah mulai merambah ke dunia budaya pop akibat popularitas kelompok Bullet Club yang menggunakan media sosial sebagai sarana brand awareness sehingga mempengaruhi cara kerja dunia Sports Entertaiment. Sekian dari penulis, mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan. Tulisan ini tentu terbuka untuk pendapat, opini, argumen beserta kritik. Terima Kasih.
Â
Sumber :
Â
https://www.youtube.com/watch?v=JVuiB4McVyU
Â
https://popculture.com/wwe/2017/12/01/bullet-club-400k-sells-t-shirts-cody-rhodes/Â
https://www.youtube.com/channel/UC2V6TA0OqHr9BojcHz9az-w
https://www.youtube.com/channel/UCnZ2vQyFLGuoZ8WhrTOKL1A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H