"Nama adalah doa atau harapan yang disematkan orangtua pada kita"
Nama Joshua (dalam Bahasa Batak maupun Inggiris) yang dalam bahasa Ibrani disebut " Hosea" memiliki arti " Pertolongan Tuhan". Sungguh sebuah arti nama yang sangat indah. Tak heran, jika banyak orang kristen yang menamai anaknya " Joshua"
Para orangtua tentu saja mengharapkan yang terbaik terjadi buat anaknya. Tak terkecuali orangtua Brigadir J yang berharap anaknya bisa meneladani karakter dari Joshua
Dikutip dari Kitab Yosua, inilah beberapa karakter yang patut diteladani dari Joshua sebagai salah seorang yang namanya tercatat di Alkitab
- Joshua adalah abdi atau hamba Nabi Musa yang setia. Joshua adalah abdi yang mendampingi Musa dalam peristiwa -- peristiwa penting yang diperintahkan Tuhan untuk dilakukan. Misalnya saja saat Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima "Sepuluh Titah". Sedikit ada kemiripan dengan kisah Brigadir J (Ajudan) dan Irjen Ferdy Sambo (Atasan)
- Jujur. Joshua adalah salah satu dari dua belas pengintai yang diutus oleh Musa untuk mengintai Tanah Perjanjian sebelum mereka mendudukinya. Dan dari dua belas pengintai itu hanya Joshua dan Kaleb saja yang berkata jujur tentang keadaan di Tanah Perjanjian itu.
- Pemimpin. Setelah kematian Nabi Musa, Tuhan memilih dan mengutus Joshua untuk meneruskan perjalanan menuju Tanah Perjanjian. Dalam masa kepemimpinannyalah Bangsa Israel berhasil menduduki Tanah Perjanjian " Kanaan"
- Taat kepada Tuhan. Saat dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian, Joshua dan Bangsa Israel bukannya tidak menghadapi banyak hambatan. Akan tetapi atas petolongan Tuhan dan ketaatan Joshua mereka bisa melaluinya.Â
- Salah satu kisah ketaatan Joshua yang fenomenal adalah ketika Tuhan memerintahkan dia untuk merobohkan kota Yeriko tanpa melakukan peperangan.Â
- Hanya dengan mengelilinginya sebanyak tujuh kali maka kota itu lumpuh. Secara logika manusia itu tidak mungkin. Namun dia taat dan lagi lagi "pertolongan Tuhan" nyata sesuai dengan arti namanya.
Brigadir J mungkin telah berusaha memenuhi harapan kedua orangtuanya agar tumbuh menjadi pribadi yang patut diteladani. Namun sayang ditengah perjuangannya, harapan itu harus pupus karena keangkuhan seorang pemimpin yang bernama Irjen Sambo.
"Brigadir J telah mengakhiri pertandingannya dengan baik, dia telah mencapai garis akhir, dan dia telah memelihara iman".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H