Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Kemarau

30 Agustus 2018   21:35 Diperbarui: 30 Agustus 2018   22:00 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah angin dan debu

melukiskan dahaga di ranting - ranting

hingga daun yang mengerontang

Tanah kering menyeringai

harapkan tetes tetes hujan

mengalir hingga perut bumi

Padi - padi menengadah

memohonkan langit berbelas kasih

masihkah mungkin bernas

dia persembahkan di ujung tuaian

Hijau daun tak lagi mampu menari

di ujung ranting yang telah kerontang

tinggal sedikit lagi waktu

untuknya dibawah ke perapian

Namun langit seolah tak peduli

pada doa - doa yang dilafalkan

adakah mungkin doa tak tersampaikan

menghilang ia bersama angin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun