Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Itak Gurgur

6 Juni 2016   19:22 Diperbarui: 6 Juni 2016   19:29 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Setelah itu kamu kepal - kepal dan tata dalam pinggan, sebentar lagi para tetua akan tiba” pinta Mamak

Tepat jam tujuh malam para Tetua dan seorang Penatua Gereja sudah berkumpul di ruang tamu. Mamak memintaku untuk duduk diantara dia dan Bapak.

“Horas ma dihita sude!” Bapak memulai pembicaraan.

“Adapun maksud dari undangan ini tak lain untuk mendoakan boru kami yang mengalami masalah dalam pernikahannya. Kerinduan kami agar dalam menjalani hari kedepan dia tetap kuat dan tabah.

Nauli Amang!. Untuk itu mari kita mulai dengan doa” sahut Penatua.

Selesai berdoa salah satu dari Tetua Adat membawa pinggan yang berisikan itak gurgur dan menyuruh saya untuk mengambil satu kepal. Sebelum memakannya tak lupa disertai umpasa.

“ Tuak natonggi ma” (Tuak yang Manis)

“ Tu bagot sibalbalon” (Pohon Aren si Balbalon)

“ Tung paet ditingki nasalpu” (Segala kepahitan di masa lalu)

“ Sai ro ma angka natonggi tu joloan on” (Kiranya berubah manis kedepannya) 

                                                                                                 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun