Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengeluhkan Ulah Para Calo Tenaga Kerja di Serang – Banten

23 September 2014   04:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:53 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pupus sudah harapan Yus untuk dapat diterima bekerja di salah satu pabrik pembuat sepatu bermerk di Serang. Pasalnya uang yang dia setor tidak sesuai dengan yang di harapkan para calo/mafia pemalak calon tenaga kerja di perusahaan tersebut.  Kesedihan Yus pun semakin tak karuan. Bagaimana tidak?. Uang 1 juta yang di setornya adalah hasil pinjaman dari koperasi setempat. Yang mana harus dicicil setiap bulannya. Mungkin, Yus tidak akan menyangka akan sesulit itu baginya untuk bisa bekerja walau menjadi pekerja pabrik sekalipun. Yus rela meninggalkan kampung halaman dan kedua orang tua nya di kampung hanya dengan satu harapan agar bisa bekerja dan membantu orang tua. Namun, apa boleh di kata. Sudah menginjak bulan ketiga berada di Serang belum juga ada tanda tanda akan mendapatkan pekerjaan.

Lain Yus, lain pula pengalaman Bu Indah. Ibu satu anak ini terpaksa harus mencari pekerjaan kembali setelah usaha suaminya mengalami kebangkrutan. Walau dengan berat hati karena harus meninggalkan anaknya jika nanti dia bekerja. Berhubung karena sudah mengerti akan liku liku pencarian kerja di Serang, maka bu Indah pun mempersiapkan dana sebesar  Rp,2.500,000. Dan benar saja, seminggu kemudian dia sudah bekerja di perusahaan sepatu ternama tersebut.

Cerita tersebut diatas bukanlah fiksi, tetapi memang benar benar terjadi. Yus (nama samaran) adalah adik sepupuku. Sedangkan Bu Indah tetangga satu kompleks adikku di Serang. Mendengar para ibu ibu  kompleks ini bercerita tentang prosedur penerimaan karyawan di Serang. Timbul perasaan protes di hatiku. Dasar memang saya nya reseh ya. Akupun nimbrung dan mendengar cerita khas ibu ibu ini dengan seksama. Saat tiba giliranku, aku bertanya “ memang selama ini mekanisme penerimaan karyawan disini begitu ya bu?. “ Itu mah sudah lumrah bu” sahut mereka kompak. “ Apakah pimpinan/petinggi  perusahaan tahu mengenai hal ini?”  tanyaku. Tidak bu, ini biasanya permainan antara Satpam (Security) dan bagian Rekrutmen”. sahut salah satu dari mereka. “Sudah pernah mencoba di laporkan ke pihak Dinas Tenaga Kerja belum?”. “ Ahh, itu mah sudah biasa bu, tidak ada yang perlu kita laporkan”. Dulu saja pihak Dinas Tenaga Kerja sudah mencalonkan sebanyak  50 orang, tetapi kemudian yang diterima cuma separuhnya”  ibu itu menjelaskan. “Itu artinya mereka  tidak takut sama Dinas Tenaga Kerja bu” sambungnya lagi. Lalu saya jelaskan  “Bu, kalau masalah Dinas Tenaga Kerja mencalonkan sebanyak 50 0rang dan kemudian hanya diterima separuh, perusahaan memang punya kebijakan bu. Jadi ada hal yang mungkin tidak sesuai dengan persyaratan perusahaan dari beberapa kandidat yang di ajukan Dinas Tenaga Kerja tersebut sehingga tidak lolos. Nah, kalau masalah pencaloan dan pemberian sejumlah uang baru diterima bekerja, maka sudah melanggar hukum. Itu sudah pemerasan namanya. Dan lagi pula pemilik perusahaan juga akan rugi jika bagian rekrutmen menerima karyawan dengan tidak melihat dulu kemampuan dan perilaku si calon karyawan. Yang penting dapat jatah uang. Ngak urus itu orang mampu atau tidak. Lama lama yang punya perusahaan bisa bangkrut bu, dan hengkang dari Serang. Dan kita kita ini mau dapat uang darimana”? tanyaku.

Sungguh sangat di sayangkan, oknum oknum pemalak/pemeras masih tumbuh subur di negeri kita ini. Dan lagi lagi korban nya adalah orang orang yang tidak mampu. Berharap suatu saat tindakan tindakan seperti ini bisa diatasi. Terus terang saya pun jadi agak sok pintar di hadapan mereka. Namun tujuan saya semata mata agar mereka tidak lagi mau di tipu sama calo. Dan bila menemukan keganjilan saat penerimaan karyawan agar mereka mau melaporkan ke Dinas Tenaga Kerja. Soal direspon atau tidak bukan masalah. Yang penting mereka harus bersuara demi keadilan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun