Saya merasa terkejut dan senang sekali kali ini bisa lulus Nihongo Nouryoku Shiken (日本語能力試験) atau Japanese Language Proficiency Test (JLPT) N1. Ini merupakan level paling tinggi dalam ujian bahasa Jepang.
Sekilas Tentang JLPT atau Nihongo Nouryoku Shiken atau "NOKEN"
JLPT, singkatan dari "Japanese-Language Proficiency Test", atau dalam bahasa Indonesia disebut juga" Ujian Kemampuan Bahasa Jepang". Ujian ini ditujukan untuk pelajar asing, untuk menguji seberapa dalam kemampuan bahasa Jepang. Mungkin kurang lebih mirip dengan TOEFL atau TOEIC di dalam ujian bahasa Inggris.JLPT terbagi menjadi 5 tingkat. N5, N4, N3, N2 dan N1. Tingkat terbawah dan yang termudah adalah N5, sedangkan tingkat tertinggi dan yang tersulit adalah N1.
Materi yang diujikan di dalam JLPT adalah: Kanji-Goi (Kanji dan Kosakata), Bunpo (Tatabahasa), Membaca dan Mendengarkan.
Ujian JLPT ini diadakan satu tahun 2 kali di Jepang pada bulan Juli dan Desember. (Sedangkan di negara asing kebanyakan hanya 1 kali setahun)
Perjuangan Mencapai Kelulusan JLPT N1
Tahun 2014, saya ikut N2 yang sebelum sebelumnya hasilnya belum lulus. Malah hasilnya yang terakhir nilainya turun drastis.
Ada apa dengan ini? lalu saya mencoba lebih semangat lagi belajar dan mencoba ikut sendiri di Surabaya pada bulan Juli 2015. Kenapa saya ikut ini karena saya tidak ingin kehilangan semangat belajar dari bulan Desember akhir tahun lalu.
Hasil ujian N2 bulan Juli 2015, Alhamdulillah saya lulus. Dan selanjutnya dengan semangat belajar dan ingin lulus, bulan Desember saya ikut N1. Masih dalam semangat belajar yang membara, bulan Juli sampai Desember setiap hari sepulang kerja saya belajar bahasa mengerjakan soal soal latihan, listening, dan bacaan bahasa Jepang.
Sebenarnya saya ikut N1 kali ini sebagai uji coba, karena sebelumnya saya barusan lulus N2. Dengan kondisi itu, saya merasa enjoy, tanpa beban tekanan yang mengharuskan saya harus lulus N1. Tapi, dengan kondisi seperti itu malah pikiran saya lebih santai dan fresh dan saat mengerjakan soal menjadi lebih mudah memahami. Tapi ini tidak bisa dijadikan patokan, setiap orang kondisinya berbeda-beda.
Disini saya akan berbagi mengenai belajar bahasa Jepang. Sebagai orang Indonesia, wajar kalau kita tidak bisa berbahasa Jepang karena itu bukan bahasa kita.