Mohon tunggu...
Lulu Ricca M
Lulu Ricca M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca buku Menonton film Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Harga Beras Stagnan, Pedagang Terdesak untuk Memutar Modal

20 Desember 2024   07:31 Diperbarui: 20 Desember 2024   07:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Madiun -- Harga beras yang tak kunjung naik dalam beberapa bulan terakhir membuat para pedagang kesulitan memutar modal, sementara biaya operasional seperti transportasi dan bahan bakar terus mengalami peningkatan.

Harga beras yang tak kunjung naik membuat para pedagang beras kesulitan untuk memutar modal dan menjalankan usahanya. Meskipun harga bahan pangan lainnya mengalami fluktuasi, harga beras tetap stagnan di tingkat yang relatif rendah, membuat para pedagang merasa tertekan. Saat ini, harga beras medium di pasaran berkisar Rp10.500 hingga Rp11.000 per kilogram, sementara beras premium atau super dijual sekitar Rp12.500 hingga Rp14.000 per kilogram.

Salah satu pedagang beras di daerah Dagangan, Bapak Maghfur, mengungkapkan bahwa meskipun permintaan beras tetap stabil, harga yang rendah membuat keuntungan yang didapatkan semakin menipis. "Harga beras sudah beberapa bulan ini tidak naik, sementara harga bahan bakar dan biaya operasional lainnya terus meningkat. Kami kesulitan untuk mendapatkan keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya modal," ujar Maghfur.

Selain itu, biaya transportasi yang semakin mahal menjadi tantangan tambahan bagi pedagang beras. Mereka harus menanggung biaya pengiriman yang tinggi untuk membawa beras dari penggilingan ke pasar, namun harga jual beras yang stagnan tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya tersebut. Hal ini menyebabkan mereka terjebak dalam siklus modal yang sulit berkembang.

Beberapa pedagang bahkan mulai mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah stok atau menginvestasikan sebagian modal mereka ke produk lain yang menawarkan keuntungan lebih besar. Di sisi lain, meskipun harga beras stabil, harga beras super dan jenis lainnya yang lebih berkualitas sedikit lebih tinggi. Namun, banyak konsumen yang lebih memilih beras dengan harga lebih terjangkau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Ya kalau kami tetap beli beras yang biasa, rasanya kan sama saja," kata Ibu Zulaiha, salah satu konsumen.

Pemerintah telah memberikan beberapa bantuan kepada pedagang melalui program subsidi dan pengawasan harga bahan pangan, namun banyak pedagang yang merasa belum cukup untuk mengimbangi peningkatan biaya lainnya. Para pedagang berharap ada kebijakan yang lebih baik untuk mengatasi ketimpangan antara harga jual dan biaya operasional mereka.

Dengan kondisi ini, para pedagang beras berharap agar harga beras dapat segera naik sesuai dengan kondisi pasar, agar mereka dapat terus menjalankan usaha dengan lancar tanpa terkendala masalah modal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun