Mohon tunggu...
lulu nurul muzakiyah
lulu nurul muzakiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Gemar membaca buku dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stop Self-Diagnosis, Nanti Kena Mental Lho!

3 Januari 2023   16:00 Diperbarui: 3 Januari 2023   20:56 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Health. Sumber ilustrasi : pinterest.com

"Duh, kayaknya aku Bipolar deh"

"Aku kayaknya OCD, soalnya gabisa liat barang berantakan"

"Pilek aku ga sembuh - sembuh, jangan - jangan aku kena Covid"

Kalian pernah gak sih melakukan hal yang kayak di atas setelah membaca informasi mengenai gejala Kesehatan di internet atau di media sosial? Ketika kalian mendiagnosis diri sendiri mengidap suatu penyakit berdasarkan pengetahuan yang terbatas atau informasi yang didapatkan setelah berselancar di Internet disebut dengan Self - Diagnosis. Bukannya bermanfaat, self -- diagnosis malah berbahaya lho.

Apa sih Self - Diagnosis itu?

Dilansir dari alodokter.com, Self-diagnosis adalah upaya untuk mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang didapat secara mandiri. Informasi ini bisa diperoleh dari mana pun, misalnya teman, keluarga, internet, atau pengalaman yang pernah dimiliki.

Contohnya, saat kalian merasa cemas dan sulit berkonsentrasi saat mengerjakan sesuatu. Lalu, kalian mencari penyebabnya di Internet dan merasa bahwa gejala yang dipaparkan sama persis seperti yang kalian alami, langsung berpikir bahwa kalian mengidap anxiety disorder. Padahal, merasa cemas bisa jadi karena hal lain.

Ketika kita mendiagnosis diri sendiri, malah berbahaya karena mendapat penanganan yang salah dan berakhir pada kondisi kesehatan yang lebih parah. Maka, daripada mendiagnosis diri sendiri lebih baik kita periksa ke dokter jika merasa ada yang tidak beres dengan kondisi tubuh kita. Selain itu, kita juga mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter.

Dampak negative Self - Diagnosis

Akibat dari self -- diagnosis selain mendapatkan penangan yang salah dan berujung memperburuk kondisi kesehatan juga memiliki dampak terhadap kesehatan mental, seperti meningkatkan kecemasan yang berlebihan dan memicu rasa depresi. Dilansir dari alodokter.com dampak negatif dari self -- diagnosis antara lain:

1.  Salah diagnosis

Untuk mengetahui kondisi seseorang tidaklah mudah dan cepat. Diagnosis ditentukan berdasarkan analisis menyeluruh dari gejala, faktor lingkungan, riwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik. Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pemeriksaan yang lebih lanjut dan mendalam untuk mengetahui kondisi fisik atau mental seseorang. Ketika melakukan self -- diagnosis, beberapa faktor diatas terlewat sehingga menyimpulkan diagnosis yang salah.

2.  Salah penanganan

Ketika diagnosis sudah salah, kemungkinan besar penanganan yang dilakukan pun tidak tepat. Bisa saja seseorang salah membeli obat atau melakukan pengobatan yang salah. Padahal, setiap penyakit memiliki penanganan, jenis obat, dan dosis yang berbeda -- beda.

Mengkonsumsi obat dengan dosis yang salah justru dapat menimbulkan penyakit baru, memicu efek samping atau yang lebih parah ketergantungan obat. Walaupun beberapa obat tidak menimbulkan efek samping, jika salah penggunaan obat, keluhan yang kamu rasakan tidak akan membaik dengan obat tersebut.

 

3.  Memicu gangguan Kesehatan yang lebih parah

Dikarenakan salah mendiagnosis penyakit dan penanganan yang salah, penyakit yang membuat penyakit yang diderita semakin parah atau bahkan komplikasi. Hal ini disebabkan oleh salah mengkonsumsi obat dan dosisi yang tidak tepat.

Selain itu self-diagnosis juga dapat menyedapkan cyberchondria, yaitu kondisi dimana seseorang mencari dan memperoleh terlalu banyak informasi dari internet atau media sosial mengenai suatu kondisi gangguan penyakit yang kemudian memicu kecemasan dan kepanikan.

Saat merasa kondisi tubuh baik fisik atau psikis terganggu lebih baik berkonsultasi ke dokter atau ahli medis yang tepat, sehingga menghindari masalah yang lebih besar di kemudian hari.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun