Mohon tunggu...
Lulu Lujaina Luqman
Lulu Lujaina Luqman Mohon Tunggu... Lainnya - Selamat Membaca

Mahasiswa Semester 5 Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kisah Singkat Jatniatur Rahmi, Seorang Guru Muda Berbakat

8 November 2020   19:14 Diperbarui: 8 November 2020   19:28 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Fika Fadilla dan Lulu Lujaina Luqman

Tanggal: 8 November 2020 18:14 WIB

Janiatur Rahmi atau yang biasa di sapa rahmi adalah seorang wanita muda berusia 25 tahun dan merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Rahmi berasal dari Sukabumi dan saat ini sedang menetap di Bogor. kesibukannya saat ini adalah menjadi seorang staff pengajar bahasa inggris di salah satu tempat bimbingan belajar khusus sekolah kedinasan.

Tepatnya ia mengajar di stanbrain pendidikan indonesia, yang terletak di cibinong Bogor. ia sudah melakukan pekerjaan mulia nya ini selama kurang lebih satu tahun. Sebelumnya, Rahmi yang merupakan sarjana pendidikan alumni Universitas pakuan ini mengatakan bahwa setelah lulus ia sempat megajar di beberapa tempat.

Rahmi pernah menjadi staf pengajar di lembaga pendidikan Bumblebee dan Genix, dan ia juga pernah menjadi guru extra class di SMP Negeri 8 Bogor.

Ia mengatakan alasannya berhenti di pekerjaan sebelumnya itu karena ia ingin dirinya terus berkembang "Selain itu faktor tempat mengajar pun mengharuskan saya untuk keliling ke sekolah-sekolah dalam hal ini ada tambahan juga untuk alokasi dana diluar gaji saya yang harus saya keluarkan" tuturnya. Ia juga mengatakan ingiin menambah pengalaman baru dan tantangan baru dengan anak didik di level yang lebih tinggi.

Pada masa pandemi seperti ini, Rahmi menceritakan bagaimana ia bisa tetap terhubung dengan para peserta didiknya. Tentunya sebagai seorang guru yang baik ia tidak mau kehilangan tanggung jawabnya. Ia mengatakan bahwa proses mengajar di masa pandemi ini dilakukan melalui daring, baik itu menggunakan Google meet, Zoom, bahkan live instagram.

Tetapi proses belajar seperti itu membuat beberapa bahkan mayoritas peserta didiknya kurang antusias dan tidak sedikit dari mereka memutuskan untuk tidak mengikuti kelas. "Sempat dikakukan evaluasi jugaa hasilnya memang mereka lebih suka belajar tatap muka di kelas, katanyaa vidcall kurang optimal ajaa belajarnyaa" begitu tuturnya.

Selain itu koneksi internet pun sering menjadi kendala proses belajar mengajar Rahmi dengan peserta didiknya. Walaupun begitu, Rahmi sendiri tetap semangat dan antusias untuk mengajar agar peserta didiknya tetap mendapat asupan belajar yang cukup.

Rahmi dengan muridnya sedang belajar menggunakan aplikasi zoom.
Rahmi dengan muridnya sedang belajar menggunakan aplikasi zoom.
Tetapi yang menjadi permasalahannya tahun ini adalah, sekolah kedinasan yang menjadi target dari para murid Rahmi tidak mengadakan test seperti yang biasanya. Sehingga itu membuat Rahmi bahkan muridnya menjadi sedih dan kecewa. Padahal selama ini Rahmi dan peserta didiknya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, mulai dari mengasah kemampuan hingga latihan fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun