Siapa sih yang tidak mau pergi ke Danau Toba? Danau vulkanik terbesar di dunia ini menyuguhkan panorama alam yang menakjubkan. Diapit 7 kabupaten yang dihuni oleh suku Batak. Menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata impian banyak orang. Â
Tak hanya karena alamnya yang memukau. Danau Toba juga memiliki sejarah yang cukup panjang sebagai daya tarik. Terbentuk secara alami melalui letusan Gunung Toba Purba 74 ribu tahun silam. Luasnya lebih dari 1.145 KM2 dengan kedalaman sekitar 450 M.
Bagaimana para wisatawan menikmati Danau Toba dan daerah sekitarnya? Bisa dengan mengelilingi Pulau Samosir. Berlayar mengarungi luasnya Danau Toba dengan kapal motor. Berkunjung ke desa-desa adat atau museum. Menonton pertunjukan Boneka Sigale-gale dan tari Tor-Tor sebagai Herritage of Toba. Menjelajah perbukitan untuk menikmati Danau Toba dari ketinggian.
Sayang seribu sayang, dari sekian banyak kegiatan pariwisata di Danau Toba. Ada satu jenis wisata potensial yang belum tergarap dengan baik, yakni agrowisata. Â Padahal kabupaten-kabupaten di sekitar danau ini punya peluang besar untuk mengembangkannya. Apa buktinya? Â Â
Andaliman Si Merica Batak
Agrowisata merupakan wisata berbasis pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Â Keberadaan agrowisata dapat meningkatkan pendapatan petani setempat. Sementara wisatawan bisa belajar tentang pentingnya pelestarian.
Karena itu, mari menengok potensi agrowisata di daerah sekitar Danau Toba dari tanaman andaliman. Tanaman ini dikenal sebagai merica Batak. Kenapa? Karena merupakan salah satu rempah andalan yang digunakan pada banyak makanan tradisional Suku Batak seperti saksang dan arsik.
Andaliman masuk dalam famili jeruk-jerukan sehingga memiliki aroma jeruk yang cukup lembut. Rasanya sedikit pedas, dapat meningkatkan cita rasa sebuah masakan. Selain sebagai penyedap, andaliman juga berfungsi untuk menghilangkan rasa amis ikan.
Tanaman dengan nama lain itir-itir ini tumbuh liar di hutan-hutan yang terletak di daerah sekitar Danau Toba. Seperti di Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Tapanuli Utara. Sebuah fakta yang menarik bukan?
Tentu banyak orang yang ingin melihat langsung seperti apa bentuk pohon dan buah andaliman. Bagaimana cara mendapatkannya dari hutan? Serta seperti apa cara mengolahnya? Jika ada kegiatan wisata yang berkaitan dengan hal-hal tersebut, pasti banyak peminatnya.
Oleh sebab itu, agrowisata berpeluang untuk dikembangkan di daerah-daerah sekitar Danau Toba. Apalagi potensi pertanian di sana tak hanya andaliman. Masih banyak yang lainnya.
Potensi Pertanian di Daerah Sekitar Danau Toba
Berbicara daerah sekitar Danau Toba itu artinya 7 kabupaten yang mengelilingi Danau Toba. Ke-7 Kabupaten ini menghasilkan berbagai komoditi pertanian andalan. Berikut beberapa contohnya.
- Kabupaten Tapanuli Utara memiliki perkebunan nanas. Merupakan yang terluas di dunia. 70% nanas di Indonesia dihasilkan oleh kabupaten ini. Letaknya di desa Onan Runggu.
- Di Desa Tamba Dolok, Kabupaten Samosir terdapat area persawahan padi berlatar perbukitan yang indah. Sistem irigasi yang digunakan juga sudah modern dan permanen. Sehingga pengairan berjalan baik dan padi-padi tumbuh subur. Â Â
- Kabupaten Karo merupakan penghasil produk hortikultura. Terutama di daerah Berastagi yang dingin. Iklimnya sangat cocok sebagai tempat tumbuh berbagai sayuran dan buah-buahan.
- Kopi Sidikalang dan Kopi Lintong adalah kopi khas Toba yang sudah mendunia. Kopi Sidikalang berasal dari Kabupaten Dairi. Sedangkan Kopi Lintong dihasilkan oleh Kabupaten Humbang Hasundutan.Â
Potensi Agrowisata Danau Toba Sebagai Wisata Alternatif
Melihat hasil bumi yang ada di daerah sekitar atau Kawasan Danau Toba (KDT). Maka agrowisata berpeluang untuk dikembangkan dengan lebih baik. Sebagai penguat dan pelengkap berbagai wisata yang sudah ada.
Agrowisata bukan sekedar kegiatan wisata untuk melihat-lihat kawasan pertanian atau perkebunan. Lebih dari itu, wisatawan harus ikut serta berkegiatan. Seperti ikut menanam, merawat, dan memanen bersama petani serta menikmati langsung hasil pertanian.
Itulah daya tarik utama dari agrowisata. Wisatawan bisa berinteraksi langsung dengan tanaman. Sebuah kegiatan self healing, menimbulkan rasa senang dan menurunkan stres. Wisatawan juga bisa mendapatkan ilmu baru terkait budidaya dan pelestarian lingkungan. Â Â
Bagi petani di Kawasan Danau Toba sendiri. Adanya agrowisata bisa menjadi jalan untuk menambah penghasilan. Mereka bisa menawarkan pemondokan, menerima kunjungan, serta meningkatkan hasil penjualan.
Pengembangan agrowisata haruslah berbasis masyarakat dan berwawasan lingkungan. Tak perlu membuka lahan khusus untuk dijadikan lokasi agrowisata. Libatakan masyarakat, kembangkan potensi yang sudah ada, dan tonjolkan kearifan lokal. Dengan begini, maka agrowisata akan berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat dan dapat berkelanjutan.Â
Percepatan Pengembangan Wisata Danau Toba
Danau Toba adalah salah satu wisata andalan Indonesia yang mendunia. Karenanya, Pemerintah Pusat melalui Kemenparekraf menetapkan Danau Toba sebagai 1 di antara 5 Destination Super Priority  (DSP). Sampai saat ini, akselerasi DSP Toba terus diupayakan.
Semoga dalam rencana akselerasi ini, agrowisata di Kawasan Danau Toba menjadi salah satu bagiannya. Mengingat Sandiaga Uno selaku Menparekraf pernah memberikan sebuah pernyataan. Pengembangan pariwisata Danau Toba harus ramah lingkungan, berkelanjutan, berbasis budaya dan alam.
Jangan hanya agrowisata, akselerasi DSP Toba juga harus mengarah kepada pengembangan industri MICE (Meeting, incentives, conferences, and exhibitions). Di mana industri ini sudah masuk dalam kategori wisata.
Bayangkan, jika Kawasan Danau Toba laris sebagai tempat pelaksanaan meeting  atau conferences. Baik berskala nasional maupun internasional. Maka wisata Danau Toba bisa semakin dikenal. Pengunjung yang tinggal lebih lama juga akan semakin Banyak.
Akhirnya ini juga bisa berdampak pada Agrowisata Danau Toba. Siapa tahu para wisatawan atau peserta MICE ini tertarik untuk melakukan kegiatan bertani bersama masyarakat Suku Batak. Di sela-sela kesibukan mereka yang lain.
Agar ini dapat terwujud dengan baik. Tentu perlu penyediaan fasilitas serta sarana prasana yang mumpuni. Seperti kemudahan akses, tempat untuk lokasi MICE yang memadai, serta penginapan yang nyaman. Supaya Indonesia bisa berkata kepada dunia, MICE di Indonesia aja.
Agrowisata Kawasan Danau Toba Bagian dari Wonderful Indonesia
Slogan pariwisata Indonesia adalah Wonderful Indonesia. Ini merupakan janji Indonesia kepada dunia dalam bidang pariwisata. Wonderfull yang bermakna pesona menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang menakjubkan. Memiliki kekayaan alam dan budaya yang tak ada habisnya.
Agrowisata Kawasan Danau Toba jika dikembangkan bisa menjadi bagian dari slogan ini. Berburu andaliman ke hutan, menanam nanas, merawat kopi, serta panen aneka sayuran bisa memberikan pengalaman baru.
Maka dari itu, Pemerintah Indonesia perlu mengembangkan Agrowisata di Kawasan Danau Toba. Agrowisata yang berbasis masyarakat dan berwawasan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI