Mohon tunggu...
LULUK RAHMAWATI
LULUK RAHMAWATI Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hobi membaca, kepribadian orang yang ramah dan suka berteman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasib Yang Tak Terduga

20 November 2024   12:50 Diperbarui: 21 November 2024   14:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Sorot mata layu memperlihatkan kelelahan Ezza, otot urat tangan nya menunjukkan bahwa Ezza adalah sosok yang pekerja keras. Ya, Ezza namanya seorang anak yang berasal dari keluarga miskin. Kedua orang tua Ezza adalah penduduk desa yang berniat merantau di kota besar yang memungkinkan bisa hidup lebih baik di kota besar.  Akhirnya mereka memutuskan pergi merantau ke Jakarta. Orang tua Ezza yang awalnya berharap mendapatkan kehidupan lebih baik di kota besar, malah harus menghadapi kenyataan pahit dari kerasnya mobilitas sosial di sana. Ezza sangat berbeda dengan anak-anak lain. Dia tidak hanya meminta uang kepada orang tua nya, tapi ia lebih memilih membantu orang tuanya berjualan nasi bungkus di sudut-sudut kota untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Setiap hari, Ezza bermimpi untuk bisa hidup lebih baik di masa depan sambil melihat gedung-gedung tinggi dan rumah-rumah megah di sekitarnya. 

      Nasi bungkus dagangan Ezza telah habis, Ezza memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Ibunya selalu menyambut Ezza dengan hidangan sederhana namun istimewa karena Ayah Ezza mendapat sedikit rezeki tambahan hari itu. Saat makan Ezza mengungkapkan rasa cemas akan masa depan nya. Ia takut tidak bisa menjadi apa-apa tanpa pendidikan tinggi. Namun sang Ibu meyakinkan Ezza agar tidak berputus asa dan mencoba berbagai pekerjaan untuk mencari pengalaman.

"Bu, Ezza bisa sukses tidak ya Bu?, aku takut nanti aku tidak jadi apa apa, masa depan ku bagaimana Bu Ezza sudah besar, Ezza bingung ingin lanjut kemana?" tanya Ezza kepada sang Ibu

"Sudah nak tidak apa apa jangan lah berputus asa, jika kamu siap kamu bisa terjun ke dunia pekerjaan nak. " ujar Ibu

"Pekerjaan apa bu yang bisa aku lakukan Bu? sedangkan disini untuk melamar pekerjaan sangat di butuhkan gelar sarjana..." Jawab Ezza berputus asa.

"Nak... janganlah kau berputus asa banyak pekerjaan diluar sana yang harus kau coba sebagai pengalaman."

     Suatu ketika saat Ezza sedang berjualan, seseorang datang dengan penasaran saat memperhatikan Ezza sehingga ada keinginan orang tersebut untuk berbincang dengan nya.

"Nak, saya Pak Ilham apakah kamu mau untuk menjadi pegawai ku?, sepertinya kamu mempunyai kemampuan untuk bekerja di pabrik saya yaitu memproduksi sandal, Jika setuju besok bisa datang ke alamat ini."

Ucap Pak Ilham dengan memberikan kartu nama pabrkk sandal milik nya. Memang rezeki tidak ada yang menduga tiba tiba seseorang yang tidak dikenal Ezza memberikan tawaran pekerjaan kepada Ezza. Mendengar pernyataan itu Ezza langsung setuju dengan tawaran pak ilham. Keesokan harinya Ezza berangkat pagi untuk menuju ke pabrik rumahan milik Pak Ilham. Ezza pun datang dengan semangat dan langsung bertemu dengan Pak Ilham dan memberikan arahan bagaimana cara kerja membuat sandal. Ezza memerhatikan dengan cermat cara kerja Pak Ilham dalam membuat sandal. Berbulan bulan pun berlalu Ezza makin mahir dalam memproduksi sandal, semenjak adanya Ezza produk sandal milik Pak Ilham semakin meningkat pesat berkat ide ide Ezza dalam menciptakan inovasi sandal dengan gaya terbaru yang memikat banyak orang. 2 Tahun berlalu Arga merasa tersaingi dengan datangnya Ezza, seringkali ia memberikan ide yang cemerlang untuk usaha sandal Pak Ilham sehingga Pak Ilham sering memberikan perhatian lebih kepada Ezza.          Suatu ketika Arga merencanakan untuk mencuri 1 lusin  sandal yang siap di kirim ke Solo ia bersekongkol dengan Rizky. Pada saat itu hanya ada Ezza di dalam sana. la bekerja lembur untuk membuat ide ide baru lagi. Keesokannya saat pengiriman akan dilakukan dan pengecekan ulang ternyata telah hilang 1 lusin. Saat pengecekan ulang Rizky dan Arga datang kepada Pak Ilham ia menuduh Ezza yang telah mencuri sandalnya. Tak bisa dielakkan semua saling tuduh bahwa Ezza yang mengambilnya. Pak ilham melerai perdebatan sengit itu.

 "Sudah cukup. Jangan saling menuduh, sekarang kita pikir bagaimana kita bisa mengirim sandal sandal ini jika 1 lusin sandal lainnya hilang?" Kata Pak Ilham. Pak ilham pun memanggil semua pegawai nya, terutama kepada Ezza.

"Ezza apa benar kau yang mencuri 1 lusin sandal yang siap di kirim ke Solo?", Tanya pak Ilham

"Astagfirullah tidak pak, saya tidak mencuri nya, jika saya mencuri nya apakah ada bukti nyata jika saya mencuri 1 lusin sandal tersebut?" Jawab Ezza

"Alahhh tidak usah bohong kamu za, kalau mau mencuri mengaku saja" Saut Arga menuduh Ezza

"Bagaimana kamu bisa menuduhku ga?, mana bukti nya?!" jawab Ezza marah

"Sudah sudah diam kalian bagaimana ini bisa terselesaikan jika kalian saling tuduh seperti ini" Ucap Pak Ilham

Untuk mengungkap kebenaran, Ezza mengusulkan untuk memeriksa rekaman CCTV di gudang. Dalam rekaman, terlihat seseorang mencuri sandal dengan mengenakan sarung hitam, tapi wajahnya tidak tampak jelas. Arga terus menuduh Ezza, namun Ezza dengan cermat memperhatikan detail rekaman dan menyadari bahwa sandal yang dikenakan pencuri itu mirip dengan sandal yang dipakai Rizky. Saat Ezza menunjukkan ini kepada Pak Ilham, Rizky tampak panik dan terus mengelak.

"Itu, seperti milik..." Rizky langsung memotong pembicaraan Pak Ilham

"Bukan itu bukan milik siapa siapa Pak!!" Saut Risky dengan perasaan khawatir.

"Ooo saya tau siapa pencurinya, ternyata bodoh juga pencuri ini, saya tidak akan tinggal diam, Rizky ini kamu kan?!" tanya Pak Ilham marah

"B-bukan pak bukan saya mungkin hanya kebetulan sandal itu mirip dengan saya"

"Sudah, jangan berbohong kamu sudah ketahuan ayo sekarang mengaku sebelum saya laporkan pada pihak kepolisian"

Setelah didesak, Rizky mengaku bahwa ia mencuri sandal tersebut atas suruhan Arga, yang cemburu dengan kemahiran Ezza dalam menciptakan ide ide baru. Pak Ilham yang marah memutuskan untuk memecat Arga dan Rizky karena tidak bisa dipercaya dan merugikan usaha pabriknya.

Beberapa hari setelah insiden itu, pelanggan dari Solo sangat puas dengan sandal yang dikirim. Ezza menyarankan Pak Ilham untuk meluncurkan produk baru yang telah ia rancang. Keberhasilan ini membuat Pak Ilham semakin yakin pada Ezza dan memberinya tanggung jawab lebih besar untuk mengelola pabrik sandal. Pak Ilham percaya bahwa Ezza adalah orang yang tepat untuk meneruskan pabrik nya berkat kerja keras dan tanggung jawab Ezza. Berkat ketekunan dan pengabdian Ezza, pabrik sandal Pak Ilham berkembang pesat hingga mampu melakukan ekspor ke Amerika. Ezza akhirnya berhasil mengubah nasib keluarganya. Ia mampu membeli rumah impian untuk kedua orang tuanya dan membuktikan bahwa seseorang bisa sukses dengan kerja keras, kesabaran, dan kejujuran. Meski datang dari latar belakang yang kurang beruntung, Ezza berhasil mewujudkan impiannya dan meraih masa depan yang cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun