Beberapa tahun terakhir kita telah dihebohkan oleh sebuah wabah penyakit (pandemi Covid-19) yang telah membawa perubahan besar ke berbagai sektor. Berbagai langkah sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk mencegah penularan dan penanggulangan Covid-19 di semua sektor, terutama di sektor Pendidikan. Untuk meminimalisir penyebaran Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran secara Daring atau pembelajaran jarak jauh, yang kemudian menjadi hybrid dengan kapasitas 50%.
Tak terkecuali sekolah dasar yang berada didaerah 3T, yaitu Tertinggal, Terdepan, dan Terluar atau sekolah yang masih memiliki akreditasi dibawah rata-rata. Namun kebijakan tersebut belum sepenuhnya efektif, hal itu dapat dilihat dari masih terdapat siswa dan guru yang masih kurang memahami atau bahkan perlu beradaptasi terhadap penggunaan teknologi. Bahkan masih ada yang “Gaptek” maupun terkendala ekonomi yang membuat mereka tidak memiliki gadget atau tidak bisa membeli paket internet. Selain itu, adanya semangat belajar dari siswa itu sendiri juga mempengaruhi efektivitas pembelajaran secara daring.
Adanya kondisi tersebut yang menjadi faktor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun Program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan sebuah program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa selama 1 (satu) semester untuk membantu para guru dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdampak pandemi. Melalui program ini, mahasiswa bisa membaktikan ilmu, keterampilan, serta menginspirasi para murid sekolah dasar dan menengah tersebut untuk memperluas cita-cita dan wawasan mereka.
Program tersebut juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan literasi dan numerasinya, agar bisa menjadi calon pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian baik. Selain hal tersebut, Kampus Mengajar juga menjadi media perantara untuk mengabdi dan berdampak pada amsa pandemi covid-19. Dengan Dosen Pembimbing Lapangan dari Kampus Mengajar (Bu Debi Setiawati) dan Dosen Pembimbing Lapangan (KKN) dari kampus (Bu Anggareny Puspaningtyas, S.AP., M.AP).
Dalam Kampus Mengajar, adapun sekolah penempatan disesuaikan dengan domisili mahasiswa dan saya Luluk Nafilatur Rizqi mendapat kesempatan ditempatkan di SDN Trosobo 1, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dari kelas 1 hingga 6 SD.
Sebelum berjalannya Program Kampus Mengajar, mahasiswa lebih dulu melakukan observasi sekolah agar mendapat beberapa gambaran dan solusi mengenai proses pembelajaran serta lingkungan di sekolah, tentunya juga menggunakan sarana prasarana pendukung. Pada hari Senin (02/08/2021) menjadi hari pertama pelaksanaan pengabdian Kampus Mengajar 2 di SDN Trosobo 1. Melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yakni Kampus Mengajar 2, memiliki berbagai program kegiatan yang membantu dalam upaya peningkatan literasi dan numerasi, administrasi sekolah, serta adaptasi teknologi. Adapun rincian dari masing-masing program kegiatan tersebut, sebagai berikut:
- Membantu guru wali kelas untuk mengajar dengan metode home visit
- Membantu menghandle pembelajaran dan mendampingi guru saat mengajar
- Membantu mengerjakan administrasi pembelajaran (Prota, Promes, RPP, Silabus, Jurnal Harian, dll)
- Pembuatan media pembelajaran secara digital
- Membantu dan mendampingi murid dalam menerapkan pembelajaran baru selama pandemi
- Mengadakan kelas terapi atau kelas taambahan bagi mereka yang masih belum bisa membaca, berhitung, menulis dan mengenal angka
- Membantu mengkoreksi jawaban ujian (Tugas, Ulangan Harian, PTS, PAS)
- Membantu mendampingi membahas soal-soal setara Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
- Mengadakan lomba untuk merayakan HUT RI ke-76 secara daring, seperti lomba mewarnai, membuat atau membaca puisi)
- Mengajak murid SD Negeri Trosobo 1 untuk melakukan penghijauan atau kegiatan menanam pohon bersama di lingkungan sekolah
- Penataan dan Pembersihan Ulang Perpustakaan
- Open Donasi (Buku Bacaan, dan lain-lain)
- Mengenalkan lagu daerah dan permainan tradisional
- Membantu membuatkan banner bagan terbaru susunan organisasi di SD Negeri Trosobo 1
Hasil dari program tersebut memberikan dampak yang luar biasa besar bagi siswa, yang masih kesulitan calistung (membaca, menulis, dan berhitung) di mana selama 5 bulan kegiatan mulai terlihat perkembangan yang signifikan dari siswa tersebut, dan dari yang awalnya sangat tidak bisa membaca bahkan tidak bisa mengenal angka dan huruf pun, hingga kini sudah bisa mengenal huruf dan angka serta dapat membaca dengan beberapa kata. Ada juga awal mulanya malu-malu untuk maju kedepan kelas, sekarang sudah ada kemajuan, bahkan sampai berebut untuk maju walaupun hanya sekedar memimpin do'a atau menulis di papan tulis.
Hal yang paling menarik dan berkesan ialah bukan tawaran benefit maupun nilai bagus yang didapatkan mahasiswa, akan tetapi seberapa besar kita berdampak baik dengan memberi manfaat bagi orang lain atau bagi siswa dan upaya kita untuk dekat dengan mereka, bahkan mereka pun sedih dan merasa kehilangan jika kita tidak hadir di tengah-tengah mereka. Selain itu, dalam melakukan pengabdian ialah harus niat tulus untuk mengabdi, terutama mengajar disekolah walupun berasal dari berbagai jurusan pun bisa, namun setidaknya harus punya rasa kecintaan terhadap anak-anak dan mempunyai kesabaran penuh. Karena mengajar mereka tidaklah mudah, apalagi di kelas 1 dan 2 yang dimana mereka masih masa peralihan dari TK dan masih aktif-aktifnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H