Mohon tunggu...
Luluk Masruroh
Luluk Masruroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Luluk Masruroh, mahasiswa UINSI Samarinda, jurusan pidana politik islam, program studi hukum tata negara, semester 4.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab dan Strategi dalam Mengatasi Permasalahan Banjir di Kota Samarinda

29 Mei 2023   13:41 Diperbarui: 29 Mei 2023   14:06 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENYEBAB DAN STRATEGI DALAM MENGATASI PERMASALAHAN BANJIR DI KOTA SAMARINDA

Oleh : Luluk Masruroh

(Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda)

 

            Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Banjir yang terjadi di Kota Samarinda bukan hal yang baru kita dengar, melainkan hal yang bisa di katakan sudah sering di alami oleh warga Samarinda sendiri. 

Banjir itu sendiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor alam diantaranya curah hujan yang tinggi, pasang surut air sungai Mahakam, topografi wilayah, dan lain-lain.  Banjir di Kota Samarinda tidak hanya terjadi pada musim penghujan saja, namun saat terjadi hujan dengan durasi 3 jam saja sudah dapat mengakibatkan banjir. Selain itu, manusia juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di Kota Samarinda. Mengapa demikian?

Karena utamanya bersumber pada unsur pertumbuhan penduduk akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan infrastruktur, pemukiman, sarana air bersih, pendidikan, serta layanan masyarakat yang lainnya. Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan pesat. Perkembangan kota ini dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan meningkatnya pula kebutuhan lahan perkotaan. 

Oleh karena itu, tingkat kepadatan di daerah perkotaan cenderung lebih tinggi daripada di wilayah pedesaan karena tingkat aktivitas dalam populasi perkotaan cenderung lebih tinggi. Selain itu juga, pertumbuhan penduduk akan diikuti dengan kebutuhan lahan usaha untuk pertanian, perkebunan, serta industri yang berdampak pada aktivitas masyarakat di kota Samarinda.

Faktor atau Sebab Terjadinya Banjir

Banjir dapat terjadi karena beberapa faktor maupun penyebab, di antaranya :

  • Curah Hujan yang Tinggi
  • Rata- rata curah hujan di Indoesia itu sendiri berkisar antara 2.00-3.000 mm pertahun. Selain curah hujan yang tinggi, durasi juga bisa memengaruhi dan dapat meningkatkan terjadinya banjir.
  • Membuang Sampah Sembarangan
  • Tindakan manusia yang sering dilakukan sehingga dapat menyebabkan banjir salah satunya membuang sampah tidak pada tempatnya, sehingga sampah bisa menghalangi aliran air dan dapat air sungai meluber hingga akhirnya terjadi banjir.
  • Berlebihnya limpasan permukaan dan tidak tertampungnya limpasan tersebut dalam badan sungai sehingga air meluap.
  • Pemanasan Global
  • Pemanasan global juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir yang tanpa disadari oleh masyarakat contohnya adalah kebiasaan membakar sampah, polusi kendaraan, serta asap industri.
  • Daerah Dataran Rendah
  • Kondisi Topografis

kaltim.pos
kaltim.pos

Strategi atau Upaya dalam Mengatasi Permasalahan Banjir di Samarinda

  • Membangun komitmen pemerintah, swasta dan masyarakat.
  • Strategi revitalistas dan merelokasikan permukiman di bantaran sungai.
  • Strategi keberlanjutan implementasi program pengendalian air.
  • Pembangunan normalisasi saluran drainase di Kota Samarinda.
  • Pemerintah Samarinda mesti menyediakan fasilitas dalam penganggulangan banjir maupun akibat dampak  banjir.

Adapun beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk tindakan pencegahan atau meminimalisir sebelum hujan datang dan banjir terjadi, diantara adalah :

  • Menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah ke selokan maupun sungai yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran air.
  • Menghindari mendirikan bangunan dipinggiran sungai, selain bisa menjadi penyebab banjir, mendirikan hunian atau permukiman dipinggir sungai akan membuat tidak teraturnya tatanan masyarakat.
  • Hindari penebangan hutan secara liar dan terapkan program tebang pilih serta reboisasi untuk membuat regenerasi hutan terus berlanjut dan tidak menyebabkan hutan gundul.
  • Rutin membersihkan saluran air yang dapat dilakukan dengan gotong royong dalam waktu yang berkala, sehingga kebersihan dan kelancaran aliran sungai dapat tetap terjaga dan meminimalisisr potensi banjir.
  • Membuang sampah atau limbah pabrik pada aliran yang khusus buat pembuangan.

Simpulan

Berbagai upaya telah dilakukan, namun upaya tersebut belum optimal dalam mengatasi masalah banjir. Upaya tersebut berupa pemeliharaan saluran drainase kota, pembenahaan sungai-sungai yang melintasi kota, berbagai studi terkait pengendalian banjir kota, pembangunan sarana pengendali banjir serta beberapa aturan telah dikeluarkan untuk pengendalian banjir.Upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Samarinda dalam mengendalikan banjir di Kota Samarinda, namun permasalahan banjir belum teratasi hingga saat ini karena masih ditemukannya titik-titik genangan air di beberapa ruas jalan Kota Samarinda ketika musim penghujan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun