Mohon tunggu...
Luluk Marifa
Luluk Marifa Mohon Tunggu... Penulis - Read, read and read. than write, write and write.

Menulislah, hingga kau lupa caranya menyerah dan pasrah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Masih tentang Orang yang Sama

4 Juli 2024   20:25 Diperbarui: 10 Juli 2024   14:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kakek suka baca buku beliau ya?" tanyaku ketika menemukan beberapa tumpuk buku dengan nama penulis yang sama yang sedang kakek packing kedalam satu kardus besar. 

Sudah lama kuketahui bahwa Kakek suka membaca, terbukti dari banyaknya buku koleksinya di rumah tua ini, dari mulai buku-buku agama, motivasi, puisi dan banyak sekali novel. 

Mungkin saja kegemaranku membaca menurun dari dirinya, saat kutau Ayah dan Ibu sama sekali tak mempunyai koleksi satu bukupun di rumah. 

Selain tumpukan kertas-kertas dengan data, grafik dan entah apa aku tak faham, jangankan untuk mengetahui apa isi kertas-kertas itu mendekatinya pun aku tak berani, atau jika saja tanganku yang suci ini tak sengaja merusaknya maka aku akan menerima konsekuensi uang jatah bulananku untuk jajan dan beli buku akan dipotong dengan kejam.

"Sudah semua Yah?"

Ayahku muncul dari balik pintu yang terbuka bertanya memastikan jika kakek sudah selesai mengemas barangnya untuk segera dipindahkan keatas pick up dan diangkut ke kota. 

Sudah lama sekali ayah membujuk agar kakek mau tinggal dikota bersamanya, Agar kekhawatiran itu tak terus mengusik tenangnya saat orang tua yang sudah berusia senja itu tinggal jauh dari jangkauan dan seorang diri mengurus segala perlu. 

Ketika kesanggupan meninggalkan rumah tua itu keluar dari lisannya, Ayah reflek memeluk Ibu yang sudah lelah untuk membujuk dengan segala macam cara, binar bahagia itu begitu kentara menghiasi wajah teduh kedua orang yang berniat bakti pada orang tua yang masih tersisa.

Sampai di rumah, ibu memerintahkanku untuk membantu Kakek menata barang-barangnya di kamar yang telah disediakan khusus. Di sudut kanan dua rak buku tersusun berderet, tempat untuk meletakkan buku-buku koleksi kakek, satu lemari pakaian di dekat pintu masuk, dan satu nakas di dekat tempat tidur untuk kuletakkan beberapa foto keluarga dan menyisakan ruang kosong untuk meletakkan piring buah dan gelas minum di hari-hari berikutnya.

"Apa yang kakek suka dari penulis ini?" kuperhatikan dengan seksama buku yang tengah kupegang, membaca sebentar sinopsis yang ada di cover belakang, mengangguk perlahan, sepertinya menarik. 

"Raniara," aku mengulang membaca nama penulisnya yang tertera di setiap cover depan buku-buku itu, mengalihkan pandang pada kakek yang tengah duduk di tepi ranjang yang sedari tadi melihatku berberes, istirahat rasanya cukup adil untuknya yang lelah melakukan perjalanan jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun