Pak Teja hanya menganggapi dengan seyum kecil dan masih terus melanjutkan bacaan.
"Yaudah ayo pulang ajalah!" seru salah satu dari mereka dan disetujui oleh teman sebaya, mereka kadung sebal dengan Pak Teja yang lama sekali membaca dengan pengeras suara.
"Shadaqallahhul adzim."
Pak Teja segera mengakhiri bacaannya demi mendengar mereka akan mogok dan pulang dengan tertawa menyerahkan pengeras suara pada serombongan gadis belasan itu.
"Main-main saja lah itu, jangan ngambek." Pak Teja masih tertawa, beranjak meninggalkan mushola, menunggu di luar.
Ternyata Pak Teja masih sama saja, suka usil sejak usiaku belasan tahun lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H