Hati merintih lantaran jalan takdir
Air mata saksi kekuatan terakhir
Teruntai dalam doa mengadu rasa yang hadir
Pada sisa kuat bertahan adalah pilihan
Meski duka bergelantungan
Langit pekat oleh kedukaan
Wahai, andai dapat menghapus duka
Dengan hanya manisnya kataÂ
Tentu tiada luka sebegitu lara
Tak jua kembali menoreg tawa
Wahai, seekor burung terbang sendiri
Melintasi musim silih berganti
Meninggalkan suram kemelut nyanyian sunyi
Memilih hilang berniat tak kembali
Pada sayapnya tak kan pernah patah
Gantungkan harapan, bahagia kan buncah
Tuhan tak kan biarkan yang tulus kalah
Wahai, jangan buat diri menyerah
Pada takdir yang belum tentu arah
Blt, 16 Februari 2021.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI