Mohon tunggu...
Lulukkomariya
Lulukkomariya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertama Kali Islam Muncul di Dunia

2 Oktober 2024   23:00 Diperbarui: 2 Oktober 2024   23:00 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian tahu kapan Islam pertama kali muncul?

 Saya akan membahas sejarah awal Islam dalam artikel ini.

 

seperti yang ditunjukkan di atas. Saat itu, belum ada bangunan resmi yang dirancang untuk digunakan sebagai tempat untuk mempelajari Islam. Sejak awal wahyu, Nabi Muhammad SAW menggunakan rumah sebagai tempat pendidikan. Al-Arqam Ibn Abi Al-Arqam, atau Dar Al-Arqam, adalah rumah pertama yang digunakan untuk pendidikan. Nabi Muhammad SAW. bertindak sebagai guru dan muridnya adalah kelompok kecil orang yang percaya kepadanya secara rahasia.. Di rumah itu, Nabi mengajarkan para sahabat pokok-pokok ajaran Islam. Disebutkan juga bahwa Nabi menerima tamu yang ingin bertanya tentang ajaran Islam dan yang ingin masuk Islam. Jamaah Islam pertama dibentuk di rumah ini selama periode Mekah.

Dengan waktu, pusat pendidikan Islam mulai menempati beberapa tempat strategis selain rumah. Dalam hal ini, Muhammad Munir menyebut beberapa pusat studi Islam dalam seharah kemunculan studi Islam: masjid, kuttab, madrasah, martabak, Dar Al-Hikmah, toko kitab (Hawanit Al-Warraqin), ribath, rumah sakit, dan rumah rumah ulama. 

Masjid mulai digunakan sebagai tempat pendidikan Islam oleh Nabi, para sahabat, dan generasi berikutnya. Beberapa masjid, yang dibangun oleh Dinasti Fathimiyah di Kairo Mesir, adalah pusat studi Islam, seperti Masjid Nabawi di Madinah, Masjid Amr bin Al'Ash di Kairo (dibangun pada tahun 21 H), Masjid Ibn Thulun di Mesir, Masjid Kufah, Masjid Basrah, Masjid Damaskus, yang sekarang dikenal sebagai Masjid Amawi di Tunisia, Masjid Zaitunah di Tunisia, Masjid Qarawiyyin di Fez, Masjid Qardova di Spanyol, dan Masjid Al-Azhar yang dibangun oleh Dinasti Fathimiyah di Kairo Mesir. 

Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah dalam sejarah pendidikan Islam, tetapi mereka juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan, pusat konsultasi hukum, pusat penelitian dan penyelesaian masalah kenegaraan, dan pusat informasi. Sebagai pusat pendidikan Islam, masjid berfungsi sebagai pusat tempat berlakunya proses pendidikan Islam. Anak-anak belajar dasar-dasar ilmu agama dan dasar-dasar menulis, baca, dan menghitung di pusat pendidikan ini. Shuffat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga digunakan sebagai tempat tinggal bagi sahabat yang tidak memiliki tempat tinggal dan tidak memiliki cukup uang. Ahl Ash-Shuffat adalah nama mereka.

 sumber gambar:Kompas.com
 sumber gambar:Kompas.com

Masjid digunakan sebagai lembaga pendidikan selama Dinasti Umayah. Mereka tidak hanya digunakan untuk orang dewasa (laki-laki) tetapi juga untuk wanita dan anak-anak. Masjid adalah tempat orang dewasa belajar Al-Qur'an, hadis, fiqh, dan dasar-dasar agama Islam serta bahasa dan sastra Arab. Satu kali seminggu, kaum wanita juga diajarkan. Mereka dididik tentang Al-Qur'an dan hadis, prinsip agama, dan keterampilan menenun dan memintal. Dalam sistem pendidikannya, mereka bersatu tanpa kelas. Anak-anak muslim yang berusia di atas enam tahun diharuskan belajar bahasa Arab, berhitung, Al-Qur'an, dan agama. Selain itu, mereka dilatih untuk menunggang kuda, berenang, dan memanah.

 sumber gambar:WordPress.com
 sumber gambar:WordPress.com

Kuttab adalah pusat studi tambahan. Sebelum Islam, tempat ini dikenal sebagai tempat yang sempit dan terbatas. Maktab juga kadang-kadang disebut. Kutab terkenal yang terdiri dari bangunan kecil atau sebuah kamar di rumah atau kamar yang terletak bersebelahan dengan masjid. Kuttab berfungsi sebagai tempat di mana proses pembuatan, pengajaran, dan penulisan Al-Qur'an berlangsung. Kutab adalah tempat di mana anak-anak belajar sebelum pergi ke kelas lebih tinggi yang diadakan di masjid. Untuk menjadi guru, mereka harus menghafal Al-Qur'an, menguasai bidang ilmu keagamaan, dan mampu menulis sastra yang membaca Al-Qur'an.

sumber gambar:islamaktual
sumber gambar:islamaktual

Selanjutnya, sekolah menengah. Ada yang mengatakan bahwa Nizhamul Muluk, Perdana Mentri Salju pada abad ke-5 H, adalah orang pertama yang menjadikan madrasah sebagai pusat pendidikan Islam. Madrasah itu kemudian diberi nama sesuai dengan namanya. Madrasah Nizhamiyah di Baghdad kemudian menjadi yang paling terkenal. Madrasah memiliki teras dengan perpustakaan di atasnya. Materi keislaman di madrasah terdiri dari materi pokok (ushuluddin) dan berbagai subpokok, seperti sejarah sastra. Metode pengajaran yang digunakan di madrasah-madrasah ini berbeda-beda di berbagai tempat. Sebagai contoh,Pengajaran di madrasah di Kairo tidak sama dengan di Cordoba (Spanyol), Baghdad, dan Mesir. Dalam tulisan Ibnu Khaldun, misalnya, dijelaskan bahwa anak-anak di madrasah Afrika diajarkan tentang Al-Qur'an dan Hadis.

sumber gambar:hidayatuna
sumber gambar:hidayatuna

Peradaban dan budaya mengalami kemajuan pesat di bawah kepemimpinan Harun Ar-Rasyid (813-833), salah seorang kholifah Dinasti Abbasiyah. Kemajuan ini terutama terlihat di bidang pendidikan, sistem pemerintahan, ekonomi, dan politik. Pengadaptasian dan pewarisan pengetahuan dari Persia, Yunani, Mesir, Yahudi, Kristen, dan India ke Islam menunjukkan kemajuan dalam bidang pendidikan dan ilmiah. Dunia Islam mengalami masa keemasan dan kemajuan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, tetapi juga mengalami penurunan di masa berikutnya.

Dia berpendapat bahwa perkembangan pendidikan dan peradaban Islam saat ini disebabkan oleh sikap umat Islam yang semakin menurun terhadap pendidikan dan pemikiran.Umat Islam mengalami masa kehancuran setelah kemunduran. Ini terjadi dari abad ke-15 hingga abad ke-19. Penyebab kemunduran ini adalah kurangnya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan seperti sains, teknologi, hukum, dan filsafat. Pada akhir abad ini, situasi ekonomi, politik, dan militer umat Islam mulai mengalami penurunan.

Pada awal abad ke-19, orang Islam mulai menyadari kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradaban mereka dibandingkan dengan Barat yang maju. Sistem pendidikan dasar, menengah, kejuruan, teknik, dan universitas di Arab dan Islam telah diperbarui atau disesuaikan sesuai dengan budaya Barat modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun