Mohon tunggu...
Lulukkomariya
Lulukkomariya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertama Kali Islam Muncul di Dunia

2 Oktober 2024   23:00 Diperbarui: 2 Oktober 2024   23:00 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar:WordPress.com

Kalian tahu kapan Islam pertama kali muncul?

 Saya akan membahas sejarah awal Islam dalam artikel ini.

 

seperti yang ditunjukkan di atas. Saat itu, belum ada bangunan resmi yang dirancang untuk digunakan sebagai tempat untuk mempelajari Islam. Sejak awal wahyu, Nabi Muhammad SAW menggunakan rumah sebagai tempat pendidikan. Al-Arqam Ibn Abi Al-Arqam, atau Dar Al-Arqam, adalah rumah pertama yang digunakan untuk pendidikan. Nabi Muhammad SAW. bertindak sebagai guru dan muridnya adalah kelompok kecil orang yang percaya kepadanya secara rahasia.. Di rumah itu, Nabi mengajarkan para sahabat pokok-pokok ajaran Islam. Disebutkan juga bahwa Nabi menerima tamu yang ingin bertanya tentang ajaran Islam dan yang ingin masuk Islam. Jamaah Islam pertama dibentuk di rumah ini selama periode Mekah.

Dengan waktu, pusat pendidikan Islam mulai menempati beberapa tempat strategis selain rumah. Dalam hal ini, Muhammad Munir menyebut beberapa pusat studi Islam dalam seharah kemunculan studi Islam: masjid, kuttab, madrasah, martabak, Dar Al-Hikmah, toko kitab (Hawanit Al-Warraqin), ribath, rumah sakit, dan rumah rumah ulama. 

Masjid mulai digunakan sebagai tempat pendidikan Islam oleh Nabi, para sahabat, dan generasi berikutnya. Beberapa masjid, yang dibangun oleh Dinasti Fathimiyah di Kairo Mesir, adalah pusat studi Islam, seperti Masjid Nabawi di Madinah, Masjid Amr bin Al'Ash di Kairo (dibangun pada tahun 21 H), Masjid Ibn Thulun di Mesir, Masjid Kufah, Masjid Basrah, Masjid Damaskus, yang sekarang dikenal sebagai Masjid Amawi di Tunisia, Masjid Zaitunah di Tunisia, Masjid Qarawiyyin di Fez, Masjid Qardova di Spanyol, dan Masjid Al-Azhar yang dibangun oleh Dinasti Fathimiyah di Kairo Mesir. 

Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah dalam sejarah pendidikan Islam, tetapi mereka juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan, pusat konsultasi hukum, pusat penelitian dan penyelesaian masalah kenegaraan, dan pusat informasi. Sebagai pusat pendidikan Islam, masjid berfungsi sebagai pusat tempat berlakunya proses pendidikan Islam. Anak-anak belajar dasar-dasar ilmu agama dan dasar-dasar menulis, baca, dan menghitung di pusat pendidikan ini. Shuffat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga digunakan sebagai tempat tinggal bagi sahabat yang tidak memiliki tempat tinggal dan tidak memiliki cukup uang. Ahl Ash-Shuffat adalah nama mereka.

 sumber gambar:Kompas.com
 sumber gambar:Kompas.com

Masjid digunakan sebagai lembaga pendidikan selama Dinasti Umayah. Mereka tidak hanya digunakan untuk orang dewasa (laki-laki) tetapi juga untuk wanita dan anak-anak. Masjid adalah tempat orang dewasa belajar Al-Qur'an, hadis, fiqh, dan dasar-dasar agama Islam serta bahasa dan sastra Arab. Satu kali seminggu, kaum wanita juga diajarkan. Mereka dididik tentang Al-Qur'an dan hadis, prinsip agama, dan keterampilan menenun dan memintal. Dalam sistem pendidikannya, mereka bersatu tanpa kelas. Anak-anak muslim yang berusia di atas enam tahun diharuskan belajar bahasa Arab, berhitung, Al-Qur'an, dan agama. Selain itu, mereka dilatih untuk menunggang kuda, berenang, dan memanah.

 sumber gambar:WordPress.com
 sumber gambar:WordPress.com

Kuttab adalah pusat studi tambahan. Sebelum Islam, tempat ini dikenal sebagai tempat yang sempit dan terbatas. Maktab juga kadang-kadang disebut. Kutab terkenal yang terdiri dari bangunan kecil atau sebuah kamar di rumah atau kamar yang terletak bersebelahan dengan masjid. Kuttab berfungsi sebagai tempat di mana proses pembuatan, pengajaran, dan penulisan Al-Qur'an berlangsung. Kutab adalah tempat di mana anak-anak belajar sebelum pergi ke kelas lebih tinggi yang diadakan di masjid. Untuk menjadi guru, mereka harus menghafal Al-Qur'an, menguasai bidang ilmu keagamaan, dan mampu menulis sastra yang membaca Al-Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun