Mohon tunggu...
Lulu Kemaludin
Lulu Kemaludin Mohon Tunggu... -

Full time internet marketer, blogger, and digital product creation specialist.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mata yang Membutakan Hati

17 Maret 2012   23:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keramahan itu dipancarkan kepada apa yg dikatakan mata "Wahh"...
Basa basi, senyum buatan, dilengkapi lemah lembut palsu.

Tak lama si pakaian lusuh datang dengan beralas kaki kulit tebal dan pecah-pecah
Dengan raut wajah kebingungan
Tidak ada sapa mendarat padanya
Yang ada senyum-senyum sinis yang menusuk

Mata-mata seperti mengatakan jijik
Memanah dan merajam hati sang nenek tua berpakaian lusuh
Ia pun dilayani dengan tanpa senyum, tanpa basa-basi, apalagi canda
Hanya keketusan yang ada...

Adakah yang salah dengan si nenek?

Ini tidak adil!!!

Di luar sana, si pakaian lusuh itu memancarkan cahaya.
Dengan sapu lidi, sarung tangan, dan sepatu boot.
Memakan semua sampah-sampah yang dibuang para bajingan...
Bajingan yang kerap menerima basa-basi dan senyuman palsu itu
Yang membuat kota ini bersih pada jam makan siang
Dan kotor kembali di subuh hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun