Mohon tunggu...
Luluk Atun
Luluk Atun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Believe in your life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Respon Baik untuk Negara yang Lebih Baik

8 Mei 2020   12:43 Diperbarui: 8 Mei 2020   12:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hallo guys, apa kabar? Pasti baik dong yaa, hehe..

Dalam tulisan kali ini saya akan membahas suatu hal yang sudah tidak asing lagi di telinga kita bahkan sudah memberi dampak yang sangat besar bagi semua sudut di dunia khususnya di negara kita, Indonesia. Hal tersebut yaitu pandemi covid-19. Kurang lebih 6 bulan yang lalu di daerah Wuhan, China muncul sebuah virus yang sangat mengerikan dan bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang dalam waktu singkat yang bernama virus Corona dan sekarang lebih dikenal dengan covid-19.

Terkait berita yang banyak muncul virus ini muncul dikarenakan masyarakat yang tidak memperhatikan makanan apa yang dikonsumsi, sampai kelelawar, babi, ular dan lainnyapun dikonsumsi. Padahal jika kita meninjau dari segi agama islam hewan-hewan tersebut termasuk makanan haram yang tidak boleh dikonsumsi karena memang dalam tubuh hewan tersebut ada sesuatu yang dapat membahayakan tubuh manusia.

Dikarenakan virus ini sangat cepat dalam penularannya sehingga akhirnya tersebar ke seluruh dunia yang kurang lebih 200 negara telah terdampak termasuk Indonesia salah satunya. Di Indonesia penyebaran covid-19 sangat cepat, tiap hari jumlah pasien positif terus meningkat, jumlah orang meninggal pun juga meningkat. Mengerikan sekali tentunya. Hal ini membuat pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Diantaranya, semua jenjang pendidikan dilakukan secara online, pekerjaan dilakukan dirumah, masyarakat dilarang banyak keluar rumah jika bukan untuk hal yang sangat penting, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan lain-lain.

Dampak dari pandemi ini sangat besar bagi semua wilayah di Indonesia, khususnya di tempat tinggal saya yaitu JL. Ngaglik, Malang dimana semua masyarakat diharap bekerja dari rumah. Hal itu tentunya tidak mudah bagi masyarakat untuk menerima bahkan banyak dari mereka yang tetap melakukan aktivitas seperti biasa, karena mayoritas penghasilan mereka hanya cukup untuk sehari-hari, maka mereka memiliki prinsip dengan istilah Jawa "Lek aku gak golek bondo, terus keluargaku dimaemi opo" yang artinya "kalau saya tidak bekerja, maka keluarga saya akan makan apa" Jadi lain dari tempat lain yang menerapkan kebijakan dirumah saja maka di tempat tinggal saya hanya sedikit yang menerapkan dan mayoritas tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

Lalu, terkait kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan narapidana karena pandemi ini maka hal tersebut juga sangat di tentang oleh banyak masyarakat khususnya di daerah tempat tinggal saya, karena dengan dikeluarkannya narapidana banyak terjadi tindakan kriminal seperti pencurian dan pembegalan.

Dengan maraknya tindak kriminal maka ketua RW tempat tinggal saya mengeluarkan kebijakan untuk menjalankan ronda atau jaga pos yang posnya diletakkan di perbatasan-perbatasan RT dan RW. Hal ini pun juga kebanyakan di tolak oleh banyak orang karena mereka berpikir "enak-enak turu lah kok dikonkon njogo maling" yang artinya "enak-enak tidur lah kok disuruh jaga maling".

Pikiran seperti itu sebenarnya memang tidak salah, tapi demi keamanan bersama mereka tetap menjalankan jaga malam tersebut. Termasuk yang dijadikan pos yaitu rumah saya, jadi tiap malam rumah saya selalu ramai dengan suara bapak-bapak yang jaga malam. Apalagi saat Ramadhan seperti ini mereka jaga malam sampai sahur dan lama-kelamaan kebijakan yang awalnya ditolak masyarakat akhirnya dapat diterima dengan baik.

Selanjutnya, yaitu mengenai aturan dilarang mudik, dikarenakan mayoritas masyarakat kampung saya adalah orang Madura maka sudah menjadi tradisi jika tiap tahun tepatnya hari raya Idhul Fitri masyarakat mudik ke tempatnya masing-masing. Namun, untuk tahun ini karena adnya aturan larangan mudi maka mereka memilih untuk tetap tinggal di Malang. Sebenarnya hal tersebut juga sulit diterima karena jika lebaran tanpa keluarga terasa ada yang kurang tapi mau bagaimanapun ya peraturan tetap peraturan dan harus ditaati.

Maka kesimpulan saya mengenai respon masyarakat daerah tempat tinggal saya adalah sebagian masyarakat ada yang tidak menerima dan mematuhi kenijakan pemerintah tapi mayoritas dari mereka juga ada yang awalnya tidak menerima namun lama-kelamaan mau menerima dengan baik karena sudah timbul kesadaran untuk saling menjaga keamanan dan kenyamanan bersosial.

Kita sebagai masyarakat Indonesia alangkah baiknya untuk mematuhi segala peraturan yang ditetapkan pemerintah karena apapun kebijakannya adalah semata-mata untuk kebaikan semua warga.

Semoga virus ini segera hilang, dan bumi cepat pulih kembali agar kita semua bisa beraktivitas kembali seperti hari-hari kemarin. Dan jangan lupa tetap stay healthy.

Demikian tulisan tentang respon masyarakat JL.Ngaglik, Malang terhadap kebijakan pemerintah terkait covid-19. Apabila ada perkataan yang menyinggung saya mohon maaf. Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun