Mohon tunggu...
Luluk Atun
Luluk Atun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Believe in your life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi untuk Keutuhan Abadi

7 Mei 2020   21:06 Diperbarui: 7 Mei 2020   21:04 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, ras ini maka tentu masyarakatnya harus pandai dalam hidup bersosial. Mereka harus tau hal-hal apa saja yang menyebabkan kokohnya persaudaraan dan hal apa saja yang menyebabkan runtuhnya persaudaraan. Hidup bersosial tentunya harus memiliki rasa toleransi yang tinggi demi menjaga keutuhan negara, agar sila persatuan dan kesatuan negara dapat terlaksana dengan baik.

Nah, jadi saya mau kasih tau teman-teman nih mengenai tema yang akan dibahas di tulisan kali ini, jadi saya akan mengangkat tema toleransi mengingat kita hidup di Indonesia dengan berbagai perbedaan. Sepertinya menarik ya jika kita pahami betul alasan kok bisa sih di Indonesia ini masyarakatnya bisa hidup rukun, padahal kan kita semua berasal dari beragam budaya. Nah, karena Indonesia ini sangat luas jadi saya hanya melakukan pengamatan di lingkungan sekitar rumah saya saja yakni di JL. Ngaglik IV B, Sukun, Malang. Bagaimana sih praktek toleransi disana? Bagaimana sih masyarakat bisa hidup rukun meskipun mereka berasal dari beragam budaya yang berbeda? Nah, simak terus tulisan ini yaa .. nanti kalian bakal menemukan jawabannya.

JL. Ngaglik IV B merupakan suatu perkampungan di kota Malang yang penduduknya mayoritas orang asli Madura. Kampung ini biasa disebut dengan kampung baru karena memang masih baru, dan penduduknya kebanyakan bukan orang asli Malang (pendatang baru). Di kampung ini terdapat berbagai macam agama, diantaranya Islam, Kristen, dan Hindu. Daerah asal mereka juga berbeda-beda, ada yang asli Jawa, Madura, dan Sunda. Meskipun mereka berbeda-beda asalnya namun mereka tetap bisa hidup rukun.

Contohnya, ketika peringatan 17 Agustus tentunya ada acara tasyakuran yang di Malang biasa disebut "Barikan" nah karena mayoritas di kampung ini adalah orang islam maka acaranya diisi dengan membaca Yaasin dan tahlil, namun meski begitu orang kristen dikampung ini tetap bisa menerima hal itu, mereka tetap menghadiri acara tersebut meskipun disana dia tidak ikut membaca.

Contoh lainnya yaitu, adanya perbedaan budaya orang Jawa dengan orang Madura. Jika budaya Madura ada yang ketika datang bulan safar mereka membuat jenang merah yang nantinya akan dibagikan ke para tetangga sebagai praktik "selametan", namun dalam budaya Jawa tidak ada hal tersebut. Adanya perbedaan tersebut juga diterima baik oleh orang Jawa, mereka tidak mengejek budaya tersebut justru mereka bertanya-tanya tentang budaya Madura yang lainnya dan berujung pada saling tukar menukar informasi mengenai budaya Madura dan Jawa.

Di kampung saya juga kompak dalam hal apapun, ketika ada satu tetangga yang sedang kerepotan menyiapkan acara maka tetangga lainnya saling membantu untuk menyukseskan acara tersebut, jika ada yang sedang mengalami musibah maka tetangga lainnya membantu dari segi finansial maupun tenaga, jadi dengan hal ini maka timbul rasa saling memiliki antar satu sama lain. Akhirnya, dengan adanya sikap-sika baik seperti ini maka kehidupan bertetangga di kampung saya dapat berjalan dengan tentram, nyaman dan aman.

Nah, dari contoh-contoh tersebut dapat saya klasifikasikan alasan masyarakat bisa tetap hidup rukun meskipun dari budaya dan agama yang berbeda, antara lain:

  • Saling menerima dengan baik hal-hal baru yang tidak pernah ditemui dalam budayanya
  • Saling menghormati antar satu sama lain
  • Saling menghargai
  • Tidak pernah mengolok-olok budaya lain
  • Saling bantu satu sama lain
  • Adanya rasa saling memiliki antar satu sama lain

Demikian, sedikit contoh penerapan toleransi di kampung saya. Jadi, dari sini saya berharap kita semua bisa juga menerapkan sikap toleransi di tempat tinggal masing-masing karena jika tanpa didasari sikap toleransi dalam masyarakat maka mungkin kerukunan, persatuan dan kesatuan yang terdapat dalam sila pancasila tidak akan terwujud sehingga kehidupan bernegara juga tidak akan nyaman dan tentram.

Semoga dengan tulisan ini bisa menumbuhkan kesadaran kita akan betapa pentingnya sikap toleransi. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan ucapan dan tulisan. Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun