Mohon tunggu...
Luluk Annura
Luluk Annura Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Penggerak Angkatan 7 Guru di SDN 8 Mimbaan Growth Mindset Coach Google Master Trainer Level 3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

3 Mei 2023   08:52 Diperbarui: 3 Mei 2023   09:08 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTARMATERI - MODUL 3.1

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" 

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya penting untuk mengajarkan keterampilan akademis seperti menghitung, membaca atau menghafalkan materi-materi pembelajaran tetapi juga penting untuk mengajarkan nilai-nilai dan keterampilan hidup yang luas kepada murid. Selain mengajarkan keterampilan teknis, penting juga untuk belajar tentang nilai-nilai seperti kerjasama, empati, integritas, dan tanggung jawab sosial untuk dapat hidup secara bermakna dan positif dalam masyarakat.

Dalam kaitannya dengan materi yang saya pelajari saat ini tentang pengambilan keputusan ketika menghadapi dilema etika, sebagai seorang guru saya sering menghadapi dilema etika terkait kegiatan pembelajaran di kelas 6. Terdapat situasi dilema antara menuntaskan materi atau mengajarkan nilai-nilai dan keterampilan hidup melalui pembelajaran yang bermakna, sedangkan hari efektif untuk kelas 6 cukup singkat. Kutipan tersebut mengingatkan saya bahwa dalam mengajar kita harus mementingkan proses bukan hanya hasil semata. 

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan dapat memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan kita. Setiap orang memiliki nilai-nilai atau prinsipnya masing-masing yang menjadi landasan dalam mengambil sebuah keputusan. Contohnya jika seorang kepala sekolah mengutamakan nilai-nilai religius, maka kegiatan-kegiatan di sekolah cenderung akan banyak mengimplementasikan kegiatan-kegiatan keagamaan, hal tersebut tentu akan membentuk karakter murid yang religius pula. Atau jika ada kepala sekolah yang lebih mengutamakan nilai-nilai keuntungan, maka bukan tidak mungkin keputusan-keputusan yang dibuatnya lebih mengutamakan keuntungan yang bersifat ekonomis tanpa memperhatikan kepentingan muridnya. Oleh karena itu sangat penting bagi kepala sekolah maupun guru untuk memiliki prinsip-prinsip yang berpihak pada murid agar cita-cita pendidikan dapat tercapai.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap murid memiliki pengalaman pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan kesiapan belajarnya masing-masing. Dalam pengambilan keputusan, saya akan selalu mempertimbangkan dampaknya terhadap perkembangan akademik dan emosional murid. Misalnya ketika akan menentukan model atau media pembelajaran yang akan saya gunakan dalam suatu pembelajaran, saya akan menyesuaikannya dengan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai serta mempertimbangkan karakteristik dan kesiapan belajar dari murid saya sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan kebutuhan murid dapat terlayani dengan baik.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kutipan tersebut menyatakan bahwa pendidikan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan akademik semata, tetapi juga tentang membentuk karakter dan perilaku seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh darimana saja, lebih-lebih dengan kecanggihan teknologi saat ini, namun pembentukan karakter seseorang tidak dapat digantikan oleh sebuah mesin.

Pembelajaran pada modul ini memberikan pengetahuan bahwa seorang guru harus memiliki prinsip-prinsip atau nilai-nilai kebajikan yang berpihak pada murid sehingga dalam pengambilan keputusan dilematik dapat menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid sehingga terwujud murid yang berkarakter profil pelajar pancasila.

KONEKSI ANTAR MATERI

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Patrap Triloka memiliki unsur-unsur yaitu: Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memberi teladan/contoh) Ing madya mangun karsa (di tengah membangun prakarsa/semangat) dan Tut wuri handayani (dari belakang mendukung).

Ing ngarsa sung tuladha bermakana bahwa seorang pemimpin harus bisa memberikan contoh atau teladan bagi orang-orang dibelakangnya.  Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan bagaimana keputusan yang diambil akan memengaruhi orang lain, dan bagaimana keputusan tersebut dapat memberikan teladan yang baik. Sebagai seorang guru, keputusan-keputusan yang kita ambil harus mencerminkan tingkah laku yang dapat menjadi contoh yang baik bagi murid-murid ataupun bagi teman sejawatnya.

Ing madya mangun karsa, Ki Hajar Dewantara mengajarkan pentingnya seorang pemimpin untuk dapat membangun semangat dan memberikan motivasi pada diri sendiri maupun orang lain. Seorang pemimpin harus mampu membangun semangat pada bawahannya dan memotivasi mereka untuk bekerja dengan baik. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan dampak keputusan tersebut terhadap semangat dan motivasi bawahannya. Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu hadir di tengah-tengah muridnya untuk menghasilkan sebuah keputusan yang dapat terus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk menghasilkan sebuah karya. Jangan sampai keputusan yang kita ambil sebagai seorang guru malah mematahkan semangat murid-murid sehingga mereka kehilangan motivasi untuk memperjuangkan cita-citanya dan menyerah dalam berkarya. 

Bagian ketiga yaitu Tut wuri handayani, yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus bisa mendukung dan membantu bawahannya agar tercapai tujuan yang dicita-citakannya. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut dapat membantu dan mendukung bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai seorang guru, keputusan yang kita ambil harus bisa memfasilitasi dan mendorong ide-ide yang muncul dari murid kita. Guru harus memahami bahwa murid memiliki kodratnya masing-masing dan memiliki karakteristik yang berbeda sehingga membutuhkan layanan yang berbeda pula. Keputusan yang diambil seorang guru harus bisa mendorong terpenuhinya kebutuhan murid-murid yang berbeda tersebut.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap individu memiliki nilai-nilai kebajikan yang diyakininya. Nilai-nilai tersebut memiliki prioritas yang berbeda-beda dalam setiap diri individu. Nilai-nilai kebajikan ini menjadi landasan yang mempengaruhi pandangan dan sikap seseorang terhadap lingkungannya. Nilai-nilai ini juga dapat membentuk persepsi terhadap hal-hal yang terjadi. Nilai-nilai yang tertanam inilah yang pada akhirnya akan mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan.

Misalnya, jika seorang guru memiliki nilai kepatuhan dalam dirinya yang lebih mementingkan ketaatan pada peraturan dan hukum maka keputusan yang akan diambil akan cenderung memilih untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan daripada mengedepankan rasa empati atau kasihan. Berbeda jika seorang guru lebih memprioritaskan nilai empati dalam kehidupannya, keputusan yang dibuat akan cenderung lebih mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain meskipun ada pertentangan dari aturan-aturan yang berlaku.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita dapat memengaruhi prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan. Sehingga penting bagi seseorang guru untuk memahami nilai-nilai kebajikan yang dominan dalam dirinya dan juga memasukkan nilai-nilai kebajikan yang harus ada dalam diri seorang guru, sehingga kita dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan konsisten dengan nilai-nilai yang kita yakini.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa yang penuh dengan tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Oleh karena itu diperlukan sebuah refleksi untuk mengetahui dampak dari keputusan yang telah dibuat, mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari keputusan tersebut dan menyusun langkah-langkah pengambilan keputusan berikutnya agar lebih efektif dan membawa kebaikan yang lebih luas.

Coaching dapat membantu pelaksanaan refleksi tersebut agar dapat menggali ide-ide dari diri coachee sendiri, menumbuhkan kesadaran terhadap dampak dari keputusan yang telah dibuat dan menumbuhkan motivasi agar memperbaiki keputusan-keputusan yang akan diambil berikutnya karena coaching merupakan proses yang fokus pada pemecahan masalah dengan memaksimalkan potensi dan kesadaran diri pada diri coachee sehingga dapat menguatkan komitmen untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kompetensi pada diri coachee dalam melakukan pengambilan keputusan terhadap dilema etika yang dihadapinya.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Seorang guru harus memiliki kompetensi sosial emosional yang baik. Kompetensi sosial emosional tersebut meliputi, kesadaran diri (self awareness), manajemen diri (self management), kesadaran Sosial (Social Awareness), keterampilan berelasi (relation skills), dan Pengambilan keputusan bertanggung jawab. Kondisi sosial emosional guru yang baik dan stabil akan mempengaruhi proses pengambilan suatu keputusan khususnya dilema etika.

Sebelum mengambil sebuah keputusan, penting bagi seorang guru untuk mengenali dan menguasi emosi yang dirasakannya pada saat itu agar pengambilan keputusan yang dihasilkan tetap objektif dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang dianutnya. Dalam setiap persoalan dilema etika tentu ada kepentingan orang banyak didalamnya, sehingga seorang guru perlu memiliki keterampilan dalam berelasi agar mampu memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan berempati terhadap orang lain. Dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakininya, memikirkan dampak jangka pendek dan panjangnya dan mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, seorang guru diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab terutama dalam masalah dilema etika. Dengan menguasai komptensi sosial emosional tersebut diharapkan seorang guru akan mampu menghasilkan sebuah keputusan yang bijaksana dan berpihak kepada murid.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Setiap individu memiliki nilai-nilai kebajikan yang diyakininya, baik nilai-nilai yang bersumber dari keyakinan diri sendiri atau nilai-nilai yang telah disepakati oleh sekolah. Nilai-nilai kebajikan ini menjadi landasan yang mempengaruhi pandangan dan sikap seseorang terhadap lingkungannya. Nilai-nilai kebajikan tersebut juga yang akan menjadi landasan bagi pendidik dalam mengambil sebuah keputusan baik masalah bujukan moral ataupun dilema etika. Hasil keputusan setiap individu pendidik tentu akan berbeda-beda tergantung dari nilai kebajikan apa yang menjadi prioritasnya. Namun hendaknya sebagai seorang pendidik setiap keputusan yang diambil harus mengutamakan kepentingan murid dan dapat dipertanggung jawabkan

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Dalam setiap persoalan dilema etika tentu atau bujukan moral tentu ada kepentingan orang banyak didalamnya, sehingga seorang pendidik perlu memiliki keterampilan dalam berelasi agar mampu memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang, mau mendengarkan kritik dan masukan orang lain dan memunculkan rasa empati terhadap orang lain. Dengan  nilai-nilai kebajikan yang diyakininya, memikirkan dampak jangka pendek dan panjangnya dan mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, seorang guru diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab terutama dalam masalah dilema etika. Dengan menguasai komptensi sosial emosional tersebut diharapkan seorang guru akan mampu menghasilkan sebuah keputusan yang bijaksana dan berpihak kepada murid. Keputusan yang didasarkan pada berbagai sudut pandang akan menciptkan keputusan yang dapat diterima dengan baik oleh orang lain sehingga dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Situasi dilema etika seringkali sangat kompleks dan sulit untuk dipecahkan dengan mudah karena mengandung pilihan yang sama-sama benar. Keputusan dilema etika juga seringkali melibatkan nilai-nilai yang bertentangan sehingga sulit untuk dipertimbangkan, apalagi jika berkaitan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masing-masing individu di sekolah. Hal tersebut tentu akan menjadi perdebatan panjang karena setiap guru memiliki nilai-nilai berbeda yang dominan dalam dirinya.

Paradigma yang dimiliki oleh masyarakat di lingkungan sekolah atau diluar sekolah juga turut mempengaruhi pengmabilan keputusan dilema etika. Adat dan kebiasaan masyarakat sekitar terkadang menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan. Namun jika hambatan-hambatan itu terjadi, solusi dalam pengambilan keputusan dilema etika kembali kepada keberpihakan keputusan tersebut pada kepentingan murid baik dalam jangka pendek ataupuan jangka panjang.  

Oleh karena itu, kita sebagai guru juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk dapat berbicara dengan orang lain dan mencari solusi bersama. Dalam pengambilan keputusan kasus dilema etika, tidak selalu ada solusi yang sempurna atau yang benar-benar memuaskan semua orang yang terlibat. Kompromi dan negosiasi sangat diperlukan untuk mencapai keputusan yang terbaik dalam situasi tersebut.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Seorang harus memahami bahwa setiap murid memiliki keberagaman dalam belajar. Keberagaman tersebut perlu difasilitasi dengan baik agar setiap kebutuhan siswa dapat terpenuhi sehingga tercapai pembelajaran yang memerdekakan murid. Guru harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan yang bertanggun jawab agar potensi-potensi murid yang berbeda tersebut dapat terpenuhi. Salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam memutuskan bentuk pengajaran yang akan dilakukan guru hendaknya memahami kesiapan belajar murid, minat dan gaya belajarnya. Dengan memahami hal-hal tersebut guru dapat memutuskan model atau media apa yang akan dilakukannya dalam pembelajaran.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru adalah pamong yang menuntun kodrat dasar murid menuju kondisi yang selamat dan bahagia. Segala hal yang dilakukan guru disekolah dilakukan untuk menyiapkan muridnya menghadapi kehidupan di masa depan. Sehingga keputusan-keputusan yang guru ambil terutama terkait dengan pembelajaran dan keterampilan harus memikirkan efek jangka panjangnya terhadap kebermafaatan ilmu tersebut di masa depan. Oleh karena itu, sebagai pemimpin pembelajaran sudah seharusnya membuat keputusan yang berpihak pada murid, dan fokus pada perkembangan murid. Karena setiap keputusan yang diambil guru akan sangat berpengaruh pada kehidupan dan masa depan murid-muridnya.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir dari materi modul 3.1 dengan materi-materi modul sebelumnya (paket modul 1 dan paket modul 2), adalah dalam membuat suatu keputusan hendaknya dilakukan dengan penuh kesadaran dan mempertimbangkan tiga hal yaitu nilai-nilai kebajikan universal, dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, dan berpihak pada murid. Selain itu seorang pemimpin juga perlu mempertimbangkan 4 paradigma dan prinsip dalam pengmabilan keputusan serta melakukan analisa 9 langkah guna meminimalisir dampak negatif dari keputusan yang diambil.

Sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan hendaknya berpedoman pada filosofi pendidikan KHD dan berlandaskan pada nilai dan peran kita sebagai guru penggerak. Pengabilan keputusan juga hendaknya selaras dengan visi baik visi sekolah atau visa kita sebagai guru penggerak. Dalam proses pengambilan keputusan hendaknya kita memperhatikan budaya-budaya positif yang ada di sekolah dan dilingkungan sekitar dan dapat menjadikan keputusan yang kita ambil sebagai bentuk prakarsa perubahan menuju lingkungan sekolah yang berpihak pada murid.

Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran, seorang gur hendaknya memperhatikan keberagaman yang dimiliki oleh muridnya sehingga dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi setiap keberagaman tersebut. Dan selalu melakukan refleksi dengan pendekatan coaching agar dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari keputusan yang kita ambil sehingga dapat memperkuat komitmen diri untuk memperbaiki pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan yaitu 4 paradigma pengambilan keputusan yang terdiri dari :

  • Individu melawan kelompok (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek melawan jangka panjang (short term vs long term)

Ada 3 prinsip pengambilan keputusan:

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Ada 9 langkah/tahapan pengujian dan pengambilan keputusan:

  • Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus
  • Menentukan siapa saja yang terlibat
  • Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi yang terjadi
  • Pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola)
  • Pengujian benar atau salah melalui paradigma pengambilan keputusan
  • Memilih prinsip mana yang akan dipakai
  • Investigasi Opsi Trilemma.
  • Membuat keputusan
  • Meninjau ulang keputusan, dan merefleksikan.

Hal-hal yang menurut saya di luar dugaan adalah dalam membuat sebuah keputusan ternyata banyak hal yang bisa kita pertimbangkan dan analisis dengan langkah-langkah yang tepat sehingga kita dapat meminimalisir dampak negatif dari keputusan tersebut dan akan membuat kita lebih yakin terhadap keputusan yang kita ambil.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, dalam melakukan pengambilan keputusan dilema etika saya cenderung memutuskan begitu saja tanpa melakukan berbagai pertimbangan dan analisis dampak dari keputusan yang saya ambil. Sehingga selalu muncul keragu-raguan dalam mempertanggung jawabkan keputusan tersebut. Paradigma keputusan yang sering saya lakukan adalah rasa kasihan vs keadilan.

Setelah mempelajari modul ini saya mulai memahami langkah-langkah yang tepat dalam membuat sebuah keputusan dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan saya bisa mengidentifikasi masalah dilema etika dengan baik. Hal-hal apa yang harus menjadi prioritasn pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dan yang paling penting adalah melakukan refleksi setiap membuat keputusan untuk mengetahui dampak negatif dan positif dari keputusan tersebut.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Saya menjadi lebih percaya diri ketika bertemu dengan masalah yang dilematik, karena saya telah mengetahui hal-hal apa yang perlu menjadi pertimbangan bagi saya dalam menentukan sebuah keputusan. Sebelumnya saya selalu ragu ketika akan mengambil sebuah keputusan karena saya tidak memiliki dasar yang kuat hanya mempertimbangkan efek jangka pendeknya saja. Namun sekarang saya sudah memahami bahwa banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat sebuah keputusan. Dan yang paling penting adalah setiap keputusan yang kita buat harus mengutamakan kepentingan murid.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang guru ataupun individu, bagi saya materi ini sangat penting dan bermanfaat. Dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai individu ataupun sebagai guru tentu saya akan sering dihadapkan pada masalah yang menyangkut dilema etika dimana kedua pilihan keputusan sama-sama memiliki nilai kebenaran. Dengan mempelajari keterampilan pengambilan keputusan saya tidak akan lagi gegabah dalam mengambil keputusan sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari keputusan yang akan saya ambil. Saya juga akan lebih percaya diri dalam mempertanggung jawabkan keputusan saya karena telah melalui banyak pertimbangan dan analisis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun