Mohon tunggu...
Money

Kerakusan Banyak Merugikan Orang Lain

7 Mei 2017   13:31 Diperbarui: 7 Mei 2017   13:34 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menipu (gharar)

Kerakurasan banyak merugikan orang laen

Hampir semua kehidupan masyarakat banyak yang menipu, entah itu menipu teman, saudara dan sahabat,  menipu menyebabkan datang dari diri sendiri bahkan terkadang menipu disebabkan bisa jadi dari orang terdekatnya.

Menipu adalah orang yang tidak puas akan keadaan dirinya. Merupakan sistem yang memberi peluang untuk melakukan menipu, yang bisa diperluas keadaan individu ataupun kelompok. Sikap menipu tidak merasa cukup, selalu serat dengan kebutuhan yang tidak pernah usai. Menipu tidak hanya bagi orang dewasa saja menipu juga dilakukan dengan anak kecil.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya menipu baik dari diri sendiri maupun dari orang luar. Ketika perilaku materi seseorang, maka padat memaksa terjadinya permainan menipu. Dengan terjadinya itu hampir dapat dipastikan seluruh seseorang terpaksa menipu. Penyebab seseorang melakukan menipu adalah karena ketergodaanya akan keinginan-keinginan yang tidak mampu ditahannya atau belum bisa dibeli. Misalnya  seseorang ingin membeli tas tetapi dia tidak mempunyai uang untuk membelinya dengan keterpaksaan dia melakukan menipu orang terdekatnya supaya dia bisa membeli barang yang diinginkannya. Sebab-sebab seseorang melakukan menipu dapat berupa dorongan dari dirinya, yang dapat pula sebagai keinginan, niat atau kesadaran untuk melakukannya.

Menipu biasanya dilakukan dengan beberapa orang atau beberapa kelompok dengan tujuan berusaha untuk mencapainya tujuan tersebut. Seperti halnya jual beli online terkadang barang yang di jual atau yang ditawarkan kepada konsumen tidak sesuai dengan kenyataannya. Itu menipu secara individu sedangkan menipu secara kelompok  terkadang melalui via sms dengan mengatakan selamat nomor anda telah mendapatkan uang sebesar 100.000.000 nah dari situ bisa di katakan menipu secara berkelompok karena tidak hanya satu orang yang menyebar luaskan sms tersebut tetapi bisa jadi lebih dari satu orang.

Menipu tidak pada orang-orang kecil saja atau bisa dikatakan orang miskin menipu justru  lebih banyak dilakukan  sama orang-orang yang bisa dikatakan orang cukup mempunyai banyak uang atau bisa disebut orang kaya, seperti halnya pegawai negri, pejabat-pejabat dll. Sebenarnya mereka bisa dikatakan orang-orang yang cukup mempunyai harta benda-benda yang mewah dibandingkan masyarakat-masyarakat kecil. pegawai negri, gaji satu bulan terkadang hanya cukup untuk makan 2 minggu saja dengan demikian mereka terpaksa menipu untuk sebagai tambahan pendapatan uang mereka. 

Contoh menipu pegawai negri di dalam sekolah-sekolah, di dalam sekolah negri mempunyai murid yang bisa dikatakan cukup banyak dan perkelasnyapun mempunyai wali kelas yang berbeda-beda dan salah satunya wali kelas yang bisa dikatak suka berbuat curang ataupun menipu muridnya dengan cara murid tersebut disuruh iuran setiap satu minggu sekali dengan alasan untuk kebutuhan kelas, tetapi uang iuran tersebut tidak dikasihkan ke bendaha kelas tetapi melainkan uang iuran tersebut di pegang sendiri dengan wali kelasnya dari situlah wali kelas tersebut memanfaatkan uang murid-murid tersebut dengan kebutuhan perekonomiannya.  Pejabat-pejabat di indonesia merekapun merasa  kurang puas dengan gaji yang setiap bulannya diterima sehingga mereka menipu uang negara tanpa harus memikirkan panjang dan sebenarnya mereka sadar bahwa perbuatannya bisa merugikan banyak orang seperti halnya msayarakat-masyarakat kecil. Yang mereka fikirkan hanyalah kebutuhannya sendiri.

Faktor yang  mendorong untuk menipu:

  • Sifat tamak. Sifat tamak yaitu datang dari dalam dirinya sendiri tanpa kompromi.
  • Moral yang kurang kuat.
  • Seseorang moralnya yang kurang kurang justru mudah tergoda untuk melakukan menipu. Godaan tersebut biasanya berasal dari teman, pihak luar dll.
  • Gaya hidup yang konsumtif.
  • Kehidupan dikota-kota besar sering kali mendorong gaya hidup seseorang ang konsumtif, apabila perilaku konsumtif  bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan membuka peluang untuk berbagai tindakan salah satunya menipu.

Selain itu menipu juga mempunyai beberapa dampak negatif bagi orang yang suka menipu salah satunya .

  • Tidak di percayai bayank orang.
  • Dijauhi teman, sahabat dan orang terdekatnya.
  • Dan apabila ia berbica selalu di remehkan banyak orang.

Di dalam islam menipu tidak lah diperbolehkan  karena menipu dapat berdampak negatif bagi orang yang menipu akan tetapi ada  menipu yang diperbolehkan demi menjaga hati seorang ibu yaitu salah satunya masakan seorang ibu, sebenarnya masakannya kurang sedap. Seorang ibu bertanya bagaimana nak masakan ibu? Lalu si anak menjawab enak kok bu dia berbohong karna tidak ingin melukai perasaan ibunya.

Nah bagaimana kita  menyadarkan orang-orang tersebut untuk tidak berbuat menipu lagi ? salah satunya adalah pendekatan diri dari orang tersebut lalu berbica dengan baik-baik supaya tidak melakukan menipu lagi dan menyadarkan orang tersebut bahwa perilaku  menipu tidak baik bagi dirinya dan bagi orang yang ditipu. Dan kejujuran memang sulit jika tidak tertanamkan dari kita sendiri mulai sejak dini, tetapi kita harus melakukan kejujuran demi masa depan kita

Mereka melakukan tersebut belum bisa menerima pemberian dari Allah dan belum bisa memanfaatkan apa yang yang telah dititipkan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun