Pengalaman hidup saya yang paling berkesan adalah ketika saya dan teman teman anak akhir diizinkan untuk bisa sowan ke para kyai di pondok pesantren Peta Tulungagung dan pondok pesantren Al-Misbar Mojokerto.
Kenapa saya bilang ini pengalaman yang sangat berkesan, karena tahun kemarin alumni angkatan 2021 tidak diizinkan untuk bisa sowan ke sana karena masih adanya Covid-19. Saya dan teman teman merasa senang dan bersyukur diberi kesempatan untuk bisa sowan ke para kyai di sana secara langsung.
Kami serombongan diberangkatkan dari pondok pada hari sabtu jam 07.00 pagi dan waktu itu bertepatan dengan perpulangan para santri yang bukan anak akhir. Tujuan pertama yang dituju yaitu ke Mojokerto ke pondok Al-Misbar yang diasuh oleh KH. Husein Ilyas.Â
Perjalanan yang kita tempuh hampir 2 jam dari arah Jombang ke Mojokerto. Kita sampai di sana pukul 10.00 pagi, setibanya di sana kita memastikan semua rombongan aman dan kita berjalan ke arah pondok sekitar 15 menit.Â
Kami menikmati perjalanan dengan hati yang sangat senang. Setibanya di pondok, ternyata kyai sudah mengadakan pengajian dengan para tamu yang juga sowan ke beliau, kami pun langsung duduk dan ikut mendengarkan wejangan beliau dengan hikmat.
Kami sangat menikmati suasana disana, karena pondok tersebut masih ada unsur seperti pondok zaman dahulu. Bangunan yang berasal dari bambu dan adanya gubuk untuk para santri menikmati waktu dengan mengaji ataupun bersantai.Â
Suasananya sangat dingin dan nyaman. Setelah selesai semuanya Kyai Husein memberi kesempatan kami untuk bisa berfoto dan bersalman dengan beliau. Ini merupakan momen yang paling kami tunggu bisa bersalaman secara langsung dengan kyai. Setelah sesi foto selesai kami pun langsung pamit untuk melanjutkan perjalanan kami ke Tulungagung.
Kami melanjutkan perjalanan ke Tulungagung pada pukul 11.00 dari arah Mojokerto. Karena terlalu lelah kebanyakan dari kami pun tidur saat perjalanan. Tibalah di Tulungagung pada pukul 14.30. Kami langsung sholat di masjid akbar Tulungagung dan setelah itu kami lamgsung ziarah ke makam Abah Djalil.Â
Setelah berziarah kami diantarkan ke pondok yang telah diasuh oleh anak beliau, di sana kami disediakan makan dan diberi kesempatan bermain bersama pengasuh pondok tersebut. Kami sangat senang dan menikmati perjalanan ini.
Pada pukul 17.00 kami serombongan pulang kembali ke Jombang. Sebelum perjalanan kami di beri kesempatan oleh pengurus pondok kami untuk bisa beli jajananan di area masjid akbar tersebut. Setelah itu kami naik bus dan melanjutkan perjalanan pulang kami. Inilah momen yang sangat mengaharukan  di saat perjalanan pulang.Â
Karena di sini saya merasa ini adalah momen terakhir bersama teman teman anak akhir semua sebelum berpisah untuk melanjutkan pendidikan masing masing. Kami menghabiskan perjalanan pulang kami dengan menyannyi bersama, berfoto dan menghabiskan makanan yang sudah kami bawa.
Kami sampai di pondok pesantren pada pukul 20.00. Kami langsung kembali ke kamar masing masing. Karena waktu itu bertepatan dengan perpulangan santri, maka pondoknya sangat sepi. Kami diberi kebebasan untuk bisa menonton film di pondok dan membawa hp di pondok karena besoknya kita juga akan pulang ke rumah masing masing.
Itulah pengalaman hidup saya yang paling berkesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H