"PANDAWARA, KUMPULAN PEMUDA SADAR LINGKUNGAN : Bersihkan Sungai Kotor dan Pantai-Pantai Terkotor di Indonesia"
Sampah adalah satu permasalahn yang belum bisa diatasi di negara dunia termasuk negara kita yaitu Indonesia. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran lingkungan yang terjadi pada masyarakat Indonesia, sehingga menyebabkan sampah tidak dibuang dengan baik. Indonesia memiliki populasi penduduk yang besar sehingga menghasilkan banyak sampah yang tidak dikelola dengan baik. Menurut penelitian dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton.
Tercatat, timbulan sampah tahunan pada 2022 mencapai 34,9 juta ton dengan rata-rata jumlah sampah harian 95.500 ton. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Pada saat itu, timbulan sampah pada tahun tersebut hanya 29,3 juta ton dengan jumlah sampah yang terkumpul per hari sebesar 80.200 ton, dan jumlah sampah yang terkelola dari jumlah sampah tersebut mencapai 22,45 juta ton. Sisanya, masih ada 37,51% sampah atau 13,47 juta ton sampah yang belum terkelola sepanjang tahun lalu. Menurut jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 40,5%.
Ada beberapa dampak negatif akibat sampah jika tidak ditangani secara serius oleh berbagai pihak yaitu:
1) Menyebabkan kerusakan ekologis
2) Menyebarkan penyakit
3) Menyebabkan terjadinya banjir
4) Menyebabkan bau tidak sedap/bau busuk
5) Menyebabkan terganggunya estetik suatu daerah.
Menumpuknya sampah dikarenakan oleh padatnya penduduk dan minimnya kesadaran dalam memilah serta membuang sampah pada tempatnya. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industri, dan sebagainya.
Kurangnya kepedulian masyarakat akan lingkungan membuat kelima pemuda asal Bandung membentuk Pandawara. Mereka membersihkan tumpukan sampah di sungai-sungai daerah kotanya tersebut tanpa pamrih. Kelima pemuda itu yaitu Rafi (22 tahun), Agung (22 tahun), Gilang (22 tahun), Ikhsan (21 tahun), dan Rifki (22 tahun). Walaupun usia mereka masih muda, tetapi kepedulian akan lingkungan sangat besar.
Kegiatan Pandawara selalu mereka abadikan lewat sebuah video dan diunggah melalui media sosial TikTok dan Instagram. Tidak disangka ternyata video mereka berhasil mencuri perhatian publik sekaligus instansi pemerintahan kota Bandung. Dukungan dan apresiasi terus mereka terima. Tidak heran jika aksi kelima pemuda Bandung itu berhasil mencuri perhatian publik di luar Indonesia. Lantaran aksi peduli lingkungan mereka berhasil dimuat dalam salah satu kolom koran di Taiwan.
Aksi mereka yang dahulunya dianggap sepele saat ini telah menerima banyak penghargaan, dan mengundang anak muda lainnya bergerak dan mengikuti Langkah mereka. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga dari luar negeri. Sungguh menginspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H