Mohon tunggu...
Lulu Hasanah
Lulu Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Politik dan Kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan Hakikat Manusia Indonesia dalam Konteks Paham Kekeluargaan: Menjaga Nilai-Nilai Kearifan Lokal di Era Globalisasi

10 Juni 2024   16:24 Diperbarui: 10 Juni 2024   16:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya dan keragaman etnis, memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi landasan kehidupan bermasyarakat. Salah satu nilai yang menonjol adalah paham kekeluargaan. Paham ini menekankan pentingnya hubungan kekeluargaan, gotong royong, dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan membahas hakikat manusia Indonesia dalam konteks paham kekeluargaan dan bagaimana nilai-nilai tersebut dipertahankan di tengah arus globalisasi.

Paham kekeluargaan di Indonesia mencerminkan hubungan yang erat antara individu dengan komunitasnya. Setiap anggota masyarakat dipandang sebagai bagian integral dari keluarga besar yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap satu sama lain. Nilai ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kegiatan adat, upacara keagamaan, hingga sistem ekonomi tradisional yang berbasis gotong royong. Paham kekeluargaan mengajarkan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan individu tidak dapat dipisahkan dari kebahagiaan dan kesejahteraan komunitas.

Di tengah arus globalisasi, nilai-nilai kekeluargaan dihadapkan pada berbagai tantangan. Modernisasi dan urbanisasi telah mengubah struktur sosial masyarakat Indonesia. Banyak keluarga yang berpindah ke kota besar untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik, sehingga menyebabkan pergeseran nilai dari kolektivisme ke individualisme. Teknologi dan media sosial juga mempengaruhi cara orang berinteraksi dan berkomunikasi, seringkali mengurangi interaksi tatap muka yang erat.

Namun, paham kekeluargaan masih tetap relevan dan penting untuk dipertahankan. Nilai-nilai ini dapat menjadi penyeimbang di tengah perubahan cepat yang dibawa oleh globalisasi. Kearifan lokal seperti gotong royong dan musyawarah dapat dijadikan panduan dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi. Selain itu, paham kekeluargaan dapat memperkuat identitas nasional dan menjaga keberagaman budaya yang menjadi kekayaan Indonesia.

Upaya menjaga nilai-nilai kekeluargaan tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah dapat memainkan peran penting dengan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung kesejahteraan keluarga dan komunitas. Program-program seperti pengembangan desa, pelatihan ketrampilan lokal, dan pendidikan berbasis budaya dapat membantu memperkuat paham kekeluargaan di tengah masyarakat.

Selain itu, lembaga pendidikan juga berperan besar dalam menanamkan nilai-nilai kekeluargaan kepada generasi muda. Kurikulum yang memasukkan pendidikan karakter dan budaya lokal dapat membantu siswa memahami dan menghargai pentingnya paham kekeluargaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang mendorong kerjasama dan solidaritas antar siswa juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan nilai-nilai ini.

Di tingkat komunitas, masyarakat dapat memperkuat paham kekeluargaan melalui berbagai kegiatan sosial. Acara-acara adat, gotong royong, dan pertemuan warga dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan dan membangun solidaritas. Dengan demikian, meskipun dihadapkan pada tantangan globalisasi, paham kekeluargaan tetap dapat menjadi landasan kuat bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Kesimpulannya, paham kekeluargaan adalah bagian penting dari hakikat manusia Indonesia yang perlu dipertahankan di era globalisasi. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, nilai-nilai kearifan lokal ini tetap relevan dan dapat menjadi penyeimbang dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan kerjasama antara individu, pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas, paham kekeluargaan dapat terus hidup dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun