Hallo Kompasianer!
Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit menjelaskan mengenai lingkungan pendidikan Islam. Selamat menyimak!
A. Pengertian lingkungan pendidikan
Secara harfiah lingkungan bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik berupa alam semesta dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik seperti suasana kehidupan bergaman, nilai-nilai, adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yang berkembang. Lingkungan tersebut-lingkungan tersebut hadir secara kebetulan, tanpa diminta dan direncanakan oleh manusia.
Maka daripada itu, lingkungan pendidikan Islam dirancang untuk menciptakan suasana yang mendukung pembelajaran, pengembangan karakter, dan pemahaman yang mendalam mengenai ajaran Islam.
Dalam pengertian lebih lanjut, lingkungan pendidikan dapat di kategorikan dalam beberapa aliran atau teori berikut :
1. Nativisme
Teori nativisme merupakan salah satu aliran dalam pendidikan yang berpandangan bahwa setiap anak yang lahir telah membawa bakat dan akan berkembang masing-masing bakat yang di bawanya sejak ia lahir. Penjelasan lanjut nya adalah aliran ini memandang bahwasannya yang memberikan pengaruh perkembangan diri itu bukan dari dimana ia berada atau sebab faktor lingkungan, melainkan perkembangan itu berdasarkan bawaan dan bakat yang ia bawa sejak lahir. Â
Seperti hal nya pandangan dalam aliran nativisme ini, perkembangan anak itu tergantung terhadap faktor bawaan dari kedua orang tua nya yang mana apabila orang tua pintar, maka akan berkemungkinan anak nya pintar pula. Maka yang dibutuh kan dalam hal nya aliran ini adalah bagaimana menghadirkan orang-orang (orang tua) yang hebat dalam perkembangan anak tersebut.
2. Empirisme
Empirisme merupakan suatu aliran yang menyatakan  bahwa semua pengetahuan itu berasal dari pengalaman indra manusia. Aliran empirisme ini tentunya bertolak belakang dengan aliran nativisme, karena aliran nativisme berpandangan bahwasannya perkembangan manusia itu berdasarkan faktor bawaan dan bakat yang ia bawa sejak lahir, sementara aliran empirisme berpandangan bahwasannya perkembangan manusia itu berdasarkan pengalaman atau faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Aliran empirisme ini memiliki paham atau teori tabula rasa. Dimana teori ini memandang bahwasannya setiap manusia yang lahir itu dalam keadaan yang kosong bagaikan kain putih, yang mana apabila ia diberikan warna hitam, maka ia akna berwarna hitam, dan apabila ia diberikan warna merah maka ia akan menjadi warna merah, dsb. Makna dari kalimat tersebut adalah bahwasannya setiap manusia yang lahir ini bersifat netral dan kosong, dan yang mempengaruhi terhadap perkembangan nya adalah lingkungan nya dimana tempat ia tumbuh dan berkembang.
Aliran ini berpandangan tentang bagaimana ia tumbuh, berkembang, dan bersosialisasi merupakan faktor utama terhadap perkembangan anak itu sendiri. Dengan contoh apabila anak sering bermain dengan anak yang kurang baik, maka ada potensi atau kemungkinan anak tersebut juga akan menjadi anak yang kurang baik. Begitu pula sebaliknya, apabila anak bermain dengan anak yang baik dan pintar, maka anak pun akan menyesuaikan dan memiliki potensi juga kemungkinan anak itu akan menjadi anak yang pintar.
3. Naturalisme
Aliran naturalism ini berkaitan erat dan bergantung dengan alam. Islam sendiri memandang aliran naturalism ini adalah aliran yang memandang bahwa manusia diciptakan agar dapat belajar dan berfikir untuk kembali kepada pencipta-Nya. Dalam hal ini implikasi di dunia nyata bahwa proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasu kepada prinsip ke Tuhanan. Maka daripada itu, aliran ini berpandangan bahwasannya pendidikan yang baik haris menghadirkan kesinambungan antara pendidikan dengan alam sekitar, juga terhadap ke-Tuhanan nya.
4. Konvergensi
Aliran konvergensi merupakan campuran atau kombinasi antara aliran nativisme dan empirisme. Yang mana aliran ini berpendapat bahwa setiap manusia yang lahir telah memiliki bawaan atau bakat yang baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya itu akan dipengaruhi terhadap lingkungan dimana ia tumbuh dan berkembang.
Aliran ini juga memandang bahwasannya pengaruh tersebut  tergantung terhadap besar atau banyak nya salah satu pandangan atau aliran. Seperti contoh, apabila anak tersebut memiliki potensi atau bawaan sejak lahir berupa kepintaran, lalu kurang nya interaksi terhadap lingkungan nya, kemungkinan anak tersebut akan tetap menjadi anak yang pintar. Sebalik nya, apabila anak tersebut memiliki potensi atau bawaan sejak lahir berupa kepintaran, dan anak tersebut lebih kepada banyak nya interaksi terhadap anak yang 'kurang baik', maka ada kemungkinan anak yang memiliki bawaan potensi kepintaran tersebut akan terbawa oleh lingkungan nya.
B. Jalur lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan terbagi menjadi 3 unsur, yaitu :
1. Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara terstruktur, memiliki jenjang atau tingkatan, berada di dalam periode waktu tertentu, di langsungkan dari sekolah dasar sampai dengan jenjang universitas.
2. Non Formal
Menurut Axin pendidikan non formal adalah kegiatan belajar yang di sengaja oleh warga belajar dan pembelajaran di dalam suatu latar yang di organisasi (berstruktur) yang terjadi diluar system persekolahan. Â Lembaga non formal ini dapat berupa lembaga kursus atau pelatihan, majelis ta'lim, pusat kegiatan belajar masyarakat, dll.
3. Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H