Mohon tunggu...
Luluansere
Luluansere Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Politeknik STIA LAN

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Generasi Emas, Dimulai dari Kesejahteraan Guru

2 April 2024   16:00 Diperbarui: 2 April 2024   16:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: lombokita.com

Indonesia tengah berlari kencang mengejar mimpi menjadi negara maju. Visi Indonesia Emas 2045 digaungkan lantang, ditargetkan menjadi bangsa yang makmur, sejahtera, dan disegani di kancah internasional. Namun, di tengah optimisme ini, ada setitik noda yang luput dari perhatian: kesejahteraan para pahlawan tanpa tanda jasa, para guru.

Faktanya, potret pendidikan Indonesia saat ini dibayangi oleh realita pahit - gaji guru yang masih jauh dari kata layak. Menurut data Kemendikbudristek tahun 2023, rata-rata gaji guru di Indonesia hanya sekitar Rp 2,9 juta per bulan. Angka ini tidak hanya memprihatinkan, tapi juga tertinggal jauh dari kebutuhan hidup layak (KHL) di berbagai daerah. Sebagai contoh, di kota besar seperti DKI Jakarta, KHL untuk guru mencapai Rp 4,6 juta per bulan.

Kesenjangan ini semakin lebar ketika kita melihat disparitas gaji yang mencolok antara guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru non-PNS. Gaji guru PNS yang bertugas di daerah terpencil bahkan bisa kurang dari Rp 1 juta per bulan. Guru honorer, yang jumlahnya mencapai ratusan ribu di seluruh Indonesia, kerap menerima upah di bawah Rp 2 juta per bulan, jauh dari standar upah minimum regional (UMR).

Dampak dari gaji guru yang kecil ini ber efek domino. Motivasi dan semangat guru mengajar bisa menurun. Bagaimana tidak, mereka harus berjibaku mendidik anak bangsa, mentransfer ilmu pengetahuan, dan membentuk karakter generasi penerus, sementara di sisi lain mereka sendiri berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling dasar.

Selain itu, rendahnya gaji guru juga memicu kekurangan tenaga pengajar berkualitas, terutama di daerah terpencil. Guru yang terpaksa mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan, tentu waktunya untuk mengajar dan mempersiapkan materi pembelajaran menjadi berkurang. Belum lagi, lulusan terbaik dari pendidikan tinggi akan berpikir dua kali untuk terjun ke dunia pendidikan jika melihat gaji yang ditawarkan.

Kondisi ini pada akhirnya berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Metode pengajaran yang monoton, minimnya inovasi, dan kurangnya interaksi guru-siswa menjadi hal yang lumrah terjadi. Padahal, pendidikan berkualitas adalah pondasi yang mutlak diperlukan untuk mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045.

Pemerintah memang telah berusaha meningkatkan kesejahteraan guru melalui berbagai program, seperti tunjangan profesi guru (TPG) dan sertifikasi guru. Namun, program-program tersebut belum sepenuhnya mampu mengatasi kesenjangan gaji dan meningkatkan kesejahteraan guru secara menyeluruh. TPG yang diterima guru PNS pun memiliki syarat dan ketentuan yang rumit, sementara sertifikasi guru mensyaratkan jam mengajar tertentu yang sulit dipenuhi oleh guru di daerah terpencil dengan jumlah siswa yang sedikit.

Sudah saatnya pemerintah mengambil langkah yang lebih tegas dan konkrit. Menaikkan gaji guru secara signifikan adalah solusi yang tidak bisa ditunda lagi. Ini bukan hanya tentang meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi juga tentang memastikan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus bangsa.

Investasi pada guru adalah investasi jangka panjang yang akan menuai hasil berlipat ganda di masa depan. Guru yang sejahtera akan lebih fokus dalam mengajar, berinovasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Marilah kita bersama-sama menyuarakan dan memperjuangkan nasib guru-guru di Indonesia. Kita bisa menuntut pemerintah untuk menaikkan gaji guru secara signifikan, mendukung organisasi-organisasi yang memperjuangkan kesejahteraan guru, atau bahkan memberikan donasi untuk membantu guru-guru yang membutuhkan.

Ingatlah, guru adalah pahlawan yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan biarkan mimpi Indonesia Emas 2045 tercederai oleh realita pahit gaji guru yang kecil. Bersama, kita wujudkan pendidikan berkualitas dan masa depan cerah bagi anak bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun