Mohon tunggu...
Lulua LutfatulLatifah
Lulua LutfatulLatifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswa yangmoncoba dirinya selalu produktif disetiap saat

Selanjutnya

Tutup

Film

Berdakwah Islam dan Belajar Agama Lewat Film Layar Lebar Ayat-Ayat Cinta

1 Januari 2023   15:09 Diperbarui: 1 Januari 2023   16:44 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film ayat-ayat cinta. Sumber foto: Dokumentasi pribadi

Ayat-ayat cinta adalah film Indonesia tentang religi karya Hanung Bramantyo. Film ini hasil adaptasi dari sebuah novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta yang pertama kali tayang pada 28 Februari 2008.

Film ini mengisahkan kehidupan Fahri seorang pelajar Indonesia yang sedang mengejar gelar masternya di Universitas Al-Azhar, Kairo. Selama tinggal di sana, dia hidup sangat sederhana sebagai penerjemah buku-buku agama. Semua impian dijalani Fahri dengan penuh antusias kecuali satu yaitu menikah. Fahri adalah laki-laki yang begitu taat, dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah.

Film ayat-ayat cinta ini menjadi cara baru untuk berdakwah Islam melalui layar lebar. Banyak pesan-pesan dakwah islam yang terkandung dalam film ini salah satunya adalah anjuran ta'aruf yang diridhai Allah SWT dan larangan menjaga pandangan untuk menghindari zina mata. Sutradara film ini menyampaikan pesannya kepada penonton dengan visual yang dikemas secara baik dan menarik.

Anjura Ta'aruf yang Diridhai Allah SWT.

Di dalam film terdapat sebuah scine Saiful duduk berdua dengan Fahri di Rooftop tempat tinggal sedang berdiskusi tentang ta'aruf. Fahri merasa bingung karena mendapatkan tawaran dari Syekh Ustman untuk menta'aruf keponakan temannya. Saiful sebagai sahabat sekaligus teman satu tempat tinggal Fahri dari Indonesia, memberikan masukan dan anjuran kepada Fahri agar menerima tawaran Syekh Ustman. Saiful juga memberikan penjelasan tentang ta'aruf adalah suatu hubungan saling kenal-mengenal yang diridai Allah dan apabila ada kecocokan bisa dilanjutkan pada level hubungan pernikahan.

Menurut saya sebagai penonton film ayat-ayat cinta, scine Saiful memberikan anjuran kepada Fahri untuk berta'aruf merupakan penyampaian dakwah Islam untuk para penonton filmnya. Pesan dakwah yang disampaikan merupakan anjuran dan ajakan bagi para penonton film ayat-ayat cinta. Terutama  untuk yang belum menikah apabila ingin mencari calon pasangan lebih baik melakukan ta'aruf bukan pacaran yang dapat melampaui batas norma agama Islam.

Kebanyakan anak muda sekarang yang ingin mendapatkan atau mengetahui kriteria jodoh mereka justru dilakukan dengan jalan berpacaran hanya untuk mencari kenikmatan duniawi.  Jelas pacaran itu sangat dilarang oleh agama dan haram hukumnya karena merupakan perbuatan yang termasuk mendekati zina. Terdapat firman Allah SWT yang memperjelaskan hal tersebut dalam Al-qur'an surah Al-israk: 32 "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."

Berbeda dengan pacaran, ta'aruf dapat diartikan sebagai pacaran dalam islam atau merupakan proses bersilaturahmi kerumah si wanita sesuai dengan syariat islam. Ta'aruf juga berarti upaya untuk mengenal terlebih dahulu nasab, kecantikan, kekayaan, dan agamanya. Bahkan agama menganjurkan musyawarah untuk mendapatkan masukan-masukan dari pihak orang tua.

Adapun hadist yang dapat memperkuat pendapat saya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Al Nasai, Ibn Majah, dan Al-Tirmidzi: Dari Mughirah ibn Syu'bah bahwa ia pernah meminang seorang wanita, lalu Rasulullah berkata kepadanya, "Sudah-kah kau lihat dia?" Jawabnya, "Belum." Rasulullah berkata lagi, "Lihatlah dia lebih dahulu agar kelak kamu bisa hidup bersamanya dengan langgeng. Maksudnya agar kamu berdua lebih langgeng di dalam keserasian berumah tangga dalam (Wahyuningsih Sri, 2013).

Menjaga Pandangan untuk Menghindari Zina Mata.

Seperti yang ditayangkan dalam film Ayat-Ayat Cinta Fahri dan Maria bertemu di jembatan Sungai Nil, mereka berdua saling memandang dengan tatapan yang penuh arti. Mereka terhanyut oleh suasana di sekitar Sungai Nil yang tenang. Fahri seolah berharap bahwa Maria adalah jodoh yang dia inginkan, sebaliknya Maria sangat berharap bahwa Fahri adalah jodohnya. Tidak lama kemudian, Fahri membuang pandangannya dari Maria dengan beristighfar kemudian meninggalkan Maria di jembatan Sungai Nil agar terhindar dari hal-hal yang tidak diiginkan. Hal ini menandakan bahwa Fahri sebagai pemuda muslim yang taat, masih menjaga pandangannya agar tidak terjerumus ke dalam bisikan setan.

Menurut saya scine yang ditampilkan oleh sutradara di jembatan Sungai Nil termasuk dakwah Islam, karena memandang perempuan yang bukan mahramnya adalah termasuk zina mata. Untuk menghindari zina mata, maka beristighfarlah karena hal itu akan mengendalikan pikiran-pikiran yang jelek kembali menjadi bersih. Hal tersebut juga dijelaskan dalam firma Allah di dalam Al-qur'an surah Al-Nur: 30 "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat"

Di zaman sekarang ini banyak sekali fitnah yang berat di sekitar kita. Saat keluar rumah saja kita langsung dikelilingi oleh fitnah yang bisa menggoda mata kita terhadap apa yang dilarang. Terlihat dari pandangan mata kita bahwa wanita keluar rumah tanpa menutupi auratnya, tanpa rasa malu sedikitpun di hadapan Allah SWT yang telah menciptakan dan melimpahkan berbagai nikmat kepada mereka. Bisa jadi ketika iman dan rasa takut kita kepada Allah SWT luntur, kita mudah mengikuti pandangan dan keinginan kita serta melalaikan perintah Allah kepada kita.

Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah ra bersabda: Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakan (Wahyuningsih Sri, 2013).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa memandang wanita yang bukan mahramnya adalah haram hukumnya. Meskipun tanpa syahwat, pandangan tersebut termasuk ke dalam zina mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun