Teater berasal dari bahasa Yunani "theatron" yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Di mana "theatron" terbentuk dari kata "theaomai" yang berati melihat. Maka awal mula teater diartikan sebagai gedung tempat menyaksikan pertunjukan. Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton.Â
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teater adalah gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagaianya. Teater adalah ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah.Â
Teater juga merupakan pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi, seni drama, sandiwara, drama. Saya ingin mendeskripsikan pementasan Teater Dirga "Lutung Kasarung" Galastraa 1.O yang dimainkan oleh anak Smpn 6 Denpasar.Â
Unsur Intrinsik Dalam Seni Pertunjukan Teater "Lutung Kasarung" Smpn 6 Denpasar.Â
Seni teater merupakan sebuah seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting. Dalam sebuah teater terdapat struktur dan unsur-unsur dari seni teater tersebut, meliputi unsur intrinsik ataupun unsur ekstrinsik. Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur intrinsik drama antara lain adalah tema, alur, tokoh dan penokohan, latar/setting, dialog, bahasa, konflik dan amanat.
1. Tema
Tema pada seni pertunjukan teater ini adalah tentang kesabaran dan keikhlasan. Seperti pada tokoh Purbasari menjadi korban dari kakaknya sendiri yang membuat purbasari menderita karena wajahnya menjadi jelek, namun Purbasari tak mempermasalahinya dan ia tinggal di hutan. Saat wajah Purbasari kembali cantik dan dia juga jadi penerus Kerajaan di situlah Purbasari memaafkan perbuatan mereka dengan tulus.
2. Alur
Alur pada Lutung Kasarung ialah menggunakan alur maju, pada cerita ini digunakan pada awal cerita, yaitu saat pengenalan tokoh dan juga puncak konflik. Kemudian, alur mundur digunakan saat Lutung kasarung menceritakan asal usulnya kepada Purbasari. Disambung lagi dengan alur maju hingga akhir cerita.
3. Tokoh dan PenokohanÂ
Tokoh dalam naskah drama yang berjudul Lutung Kasarung adalah :
a. Tokoh Purbasari
Wataknya : sabar, pemaaf, dan baik hati
Bukti : "Iya kak, aku sudah memaafkanmu."
b. Tokoh Purbaarang
Wataknya : jahat, licik dan iri
Bukti : dari uraian penulis " Ia berniat mecelakakan adiknya dengan menemui nenek sihir untuk mengutuk adiknya"
c. Tokoh Patih
Wataknya : baik hati dan peduli
Bukti : dari uraian penulis " Sesampai di hutan Patih tersebut masih berbaik hati pada Purbasari dengan mendoakannya dan menyiapkan persediaan makanan untuk purbasari "
d. Tokoh Indrajaya
Wataknya : JahatÂ
Bukti : dari uraian penulis " Ia juga ingin ikut mencelakai Purbasari"
e. Tokoh Lutung Kasarung
Wataknya : Baik hati dan Perhatian
Bukti : dari uraian penulis " Lutung Kasarung tersebut perhatian pada Purbasari dan membantunya agar wajahnya pulih kembali"
f. Tokoh Nenek Sihir
Wataknya : Jahat
Bukti : dari uraian penulis "sang penyihir menggunakan kekuatannya untuk mengutuk Purbasari menjadi jelek"
4. Latar
Unsur latar dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu: waktu, tempat, dan sosial. Kesatuan kejadian, tempat, dan waktu harus dibalut dengan penghematan dalam arti suatu pementasan sebuah naskah drama pastilah memiliki keterbatasan di dalamnya.
a. Latar waktu
Latar waktu pada Lutung Kasarung ini, pada saat bulan purnama dan keesokan harinya.
b. Latar Tempat
Latar tempat pada kejadian yang digambarkan pada naskah Lutung Kasarung terjadi di istana dan di dalam hutan.
c. Latar Suasana
lelah dan lain sebagainya. Latar suasana di dalam cerita rakyat lutung kasarung ini kental dengan suasana kerajaan. Sebab dua tokoh yang menjadi peran utama dalam cerita ini adalah anak raja. Selain itu, Lutung Kasarung juga diceritakan sebagai jelmaan seorang pangeran tampan.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan di dalam cerita rakyat Lutung Kasarung ini adalah majas hiperbola dan juga personifikasi. Majas hiperbola ada hampir di seluruh bagian cerita, terutama di dalam penggambaran para tokohnya. Majas yang melebih-lebihkan ini juga terlihat dari jalan cerita, terlebih ketika Purbasari harus rela dibuang ke hutan tanpa ada pengobatan terlebih dahulu, padahal dia seorang putri raja yang seharusnya bisa mendapatkan pengobatan dari tabib terbaik di negerinya. Sedangkan majas personifikasi nampak dari kelakuan Lutung Kasarung yang adalah binatang, namun dapat bertingkah layaknya manusia. Semua hewan di hutan juga digambarkan mampu berkomunikasi dengan Purbasari, yang artinya mereka paham bahasa manusia.
6. Konflik
Konflik dalam cerita itu dimulai ketika kakak-adik, Purbalarang dan Purbasari, berseteru. Purbalarang marah ketika ayahnya mewariskan takhta kerajaannya kepada adiknya, Purbasari. Berbagai cara licik pun ditempuh Purbalarang agar adiknya batal menjadi raja.
7. Amanat
Amanat pada Lutung Kasarung ialah jadilah orang yang baik dan jujur dan janganlah sekali-kali iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, Â kita tidak boleh berlaku serakah ataupun tamak kepada setiap orang dan harus selalu tabah dan sabar, karena kebaikan akan membawa keberuntungan, seberat atau sebesar apapun cobaan yang kita hadapi,kita harus melewatinya dengan ikhlas dan sabar,akan ada hikmah dibalik semua cobaan itu. Meskipun awalnya Purbararang terlihat menang karena berhasil mengusir Purbasari dari istana, tetapi pada akhirnya, tetap dia kehilangan semua dan dikembalikan kepada Purbasari.
Ringkas cerita Lutung Kasarung beserta unsur intrinsik ini semoga bermanfaat buat kalian semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H